Sekarang Angsa putih menjadi semakin bahagia. Hatinya terasa riang. Nasehat dari ikan dan tausiyah dari ustadz yang didengarnya ketika bermain di sebelah masjid kampung benar-benar mengena di hatinya. Dia bertekad untuk berbuat baik kepada siapapun, meski banyak yang takut padanya.
"Tampaknya kamu senang sekali, angsa. Ada apa gerangan denganmu?", Tanya kelinci saat berpapasan di jalan.
"Nggak ada apa-apa kok, Ci...", Sahutnya sambil tersenyum.
"Tapi biasanya kamu sedih dan menggerutu tak karuan sepanjang jalan..." Angsa tersipu malu. Ternyata kelinci lucu milik Pak Tohir memperhatikan kelakuannya selama ini.
"Aku mau jadi angsa yang baik, Ci. Jadi aku nggak boleh sedih lagi..."
Seperti biasa, setelah jalan-jalan angsa menuju kolam ikan di rumah gadis kecil imut-imut. Sampai di sana angsa melihat gadis kecil cantik itu menangis.
"Ada apa dengan gadis kecil itu hai, ikan? Mengapa menangis?", Tanyanya pada ikan.
"Kucingnya hilang, angsa. Padahal semalam kucing itu masih ada di depan rumah itu".
"Kira-kira ke mana perginya kucing itu?"
"Belum tahu. Mungkin saja jalan-jalan sebentar tadi pagi...", Terang ikan.
"Tapi sekarang kan sudah siang, ikan. Pantas kalau gadis kecil itu bingung dan menangis. Pasti dia khawatir akan kucingnya yang lucu itu..."
Angsa melihat ke arah gadis kecil itu. Gadis kecil itu terus menangis meski dihibur oleh ibunya. Dia menangis tersedu sampai keseseken. Angsa tidak tega melihat gadis kecil itu.
"Aku akan membantu mencarikan kucing gadis kecil itu, ikan...", Ucap angsa.
"Kamu mau mencarinya? Mau kamu cari di mana?", Tanya ikan.
"Entahlah... Aku belum tahu. Aku akan tanya pada siapapun. Mungkin ada yang melihat kucing itu..."
Angsa segera melangkah menuju sungai. Siapa tahu kucing itu bermain di sana. Tetapi sesampainya di sana dia tak menemukan kucing milik gadis kecil itu. Dia bertanya pada tupai yang berada di sekitar sungai.
"Hai, tupai. Apakah kamu melihat kucing cantik warna coklat yang lucu berada di sekitar sini?"
"Kucing...? Oh... Iya. Aku ingat. Tadi dia bermain di sini sebentar. Tapi dia segera pergi ketika bertemu temannya...", Jelas tupai. Tupai itu dengan cepat naik pohon kelapa di sebelahnya.
"Lalu mereka berjalan ke arah mana, tupai?"
Tupai sepertinya tak mendengar pertanyaan angsa itu. Tupai terlihat makan buah kelapa di pohon. Kelihatannya segar sekali. Angsa menelan ludah melihatnya. Akan tetapi dia ingat bahwa dia sedang mencari kucing milik gadis kecil itu. Dia bergegas menuju tempat lain. Tak dirasakan rasa lapar. Dia hanya minum air ketika melewati persawahan yang cukup melimpah air irigasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H