Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Angsa Putih yang Cantik (2)

31 Desember 2018   16:31 Diperbarui: 11 Januari 2019   03:33 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

cerita sebelumnya

Angsa putih jadi sering mengobrol dengan ikan di kolam, sembari minum dari kolam ikan itu. Dia mengawasi dari jauh gadis kecil yang menggemaskan dan sedang bermain dengan kucingnya.

"Kamu nggak jalan-jalan dulu, angsa?", Tanya ikan.

"Tadi aku sudah jalan-jalan ke sekitar lapangan sana. Aku melihat banyak anak yang sedang bermain di sana. Ramai sekali...", Cerita angsa dengan penuh semangat. Tapi tiba-tiba dia merasa sedih. Mukanya menjadi tak ceria lagi.

"Kenapa kamu sedih,angsa? Bukankah kamu senang melihat anak-anak yang bermain?", Tanya ikan. Angsa mengangguk. Kemudian dia mondar-mandir di sekeliling kolam ikan dengan raut muka sedih.

"Cerita saja hai, angsa... Jangan sedih begitu...", Ucap ikan.

"Aku ingin bermain bersama mereka, ikan. Tapi begitu aku mendekati mereka, mereka berhamburan lari karena takut padaku. Kenapa tak ada yang menyukaiku, ikan? Aku sedih sekali..."

Ikan mendengarkan cerita angsa. Memang angsa jarang disukai anak meski orangtuanya memelihara angsa. Apalagi kalau bukan karena angsa terkenal dengan sosoran yang bikin sakit anak-anak.

"Kamu beruntung, ikan. Meski kamu tak sering didekati tetapi anak masih senang dan mau mendekatimu. Rasanya Tuhan tidak adil, ikan..."

"Kamu tak boleh berkata seperti itu, angsa. Allah menciptakan alam dan seisinya pasti ada sisi baik dan buruk. Allah Maha Adil, angsa..." Angsa hanya diam mendengar ucapan ikan.

"Kamu harus percaya kalau Allah itu sangat adil...", Seru ikan.

"Mereka, anak-anak itu, hanya belum tahu kebaikanmu, angsa. Mereka tak tahu niatmu mendekati mereka karena ingin berteman. Mereka tahunya kalau kamu mencium pipinya maka akan sakit. Tak seperti kalau dicium kucing..." Lanjut ikan.

"Tapi aku ingin disayangi anak-anak seperti kucing itu", ucap angsa memelas.

"Angsa, kamu itu baik hati. Kadang kamu harus ikhlas ketika pemilikmu mengambil telur untuk keperluan makan mereka. Padahal dalam hatimu pasti sedih ketika melihat telur berkurang dan tak kamu erami" Ikan itu terus membesarkan hati sahabatnya itu.

"Kalau kamu ikhlas ketika telurmu diambil maka kamu mendapat pahala yang berlipat..." Angsa diam saja. Hatinya mengiyakan ucapan ikan itu. Dia pernah mendengar ceramah dari ustadz, bahwa kalau kita ikhlas membantu orang lain maka kita akan mendapatkan kemuliaan.

***bersambung***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun