Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Perjodohan (3)

19 Desember 2018   11:52 Diperbarui: 24 Juli 2020   08:13 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Iya, pak. Tadi saya Dhuha dulu... Maaf terlalu lama menunggu..." Jawabnya.


"Wah... Hebat sekali kamu, nak. Semoga dilancarkan semua ikhtiarnya. Ibu dan bapak cuma bisa mendoakan..." Ujar ayah.

"Aamiin. Semoga Sinta bisa meniru hal positif seperti itu..." sahut ibu.

Aku hampir tersedak mendengar harapan ibu. Aku tak melaksanakan shalat lima waktu. Paling- paling shalat kalau pas hari raya saja. Hahaaa... Aku dan Fahri bagai bumi dan langit.


"Sudah .. sudah. Kita sarapan dulu..." Ucap ayah. Dengan cekatan ibu mengambilkan nasi dan lauk ke piring ayah. Baru ibu mengisi nasi dan lauk ke piringnya sendiri. Aku meraih piring di depanku dan mengisinya. Aku segera melahap nasi dan lauk di piringku. Ibu mengingatkan aku,


"Sinta, lakukan seperti yang ibu lakukan tadi ya..."


What? Aku harus melakukan seperti yang dilakukan ibu? Tidak. Aku tak akan melakukannya. Aku bukan pembantu.


"Sudah, Bu. Dik Sinta sudah lapar. Saya bisa ambil sendiri..."


Ibu dan ayahku berpandangan dan menghela nafas.


***Bersambung***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun