Corona banyak memberitakan ketakutan, tapi ada yang luput diceritakan: pengabdian.
Pengabdian Tenaga Medis
Tenaga medislah yang berjuang paling keras di pandemi ini. Mereka yang menyelidiki penyakitnya, harus merawat pasien yang terinfeksi, dan mengenakan APD panas berlapis-lapis supaya tetap aman. Tiap hari mereka memohon perlindungan Tuhan, dan ada saja yang berpulang.
Orang-orang lainnya? Mereka bebas untuk memilih lebih terpapar virus Corona atau tidak. Berkerumun di luar atau di dalam, bekerja di outdoor atau indoor, pakai masker atau tidak, lebih menjaga kesehatan atau tetap seperti biasa.
Kematian yang Sia-Sia?
Biasanya orang-orang ini juga yang mudah mengatakan, "Kasihan ya. Dokter masih muda, tapi matinya begitu cepat."
Apakah para tenaga medis itu beneran kasihan?
Jawabannya iya dan tidak.
Iya, karena tak ada orang yang menyenangi kematian, apalagi yang datang dengan tiba-tiba.
Banyak yang meninggal ketika mereka sedang bersiap menjalani tahap kehidupan terbaru, seperti menikah dan punya anak. Rencana-rencana indah buyar dan orang-orang sekitarnya harus bercucuran air mata.
Namun, apakah kematian mereka sia-sia? Haruskah dianggap kasihan, seakan tak berarti?
Tidak.