Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Impossible is Possible"

10 Januari 2018   14:46 Diperbarui: 10 Januari 2018   14:59 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Probabilitas, atau peluang, sering digunakan sebagai sarana untuk mengambil keputusan atau membuat kebijakan yang tepat. Peluang orang berbelanja pakaian seragam lebih tinggi pada awal tahun ajaran baru,  digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan langkah-langkah agar sesaat sebelum tahun ajaran baru, maka stok pakaian seragam mencukupi dan sudah tiba di toko-toko gangsiran. 

Contoh lainnya, jika menurut BMG bahwa hari ini peluang terjadinya hujan adalah 51%, maka sebaiknya saya, seorang petani, hendaknya tidak menjemur padi di pekarangan, atau anda sebagai penjual es batangan, mungkin sebaiknya hari ini anda menjual bakso saja. Di saat hujan, bakso lebih laris dibanding es. Hahaaaa ... masa sih petani dan penjual es batangan mesti memahami probabilitas?. Jika mereka tahu, mungkin mereka sudah menjadi pegawai Biro Pusat Statistik negara.

'1. Keunikan Probabilitas

Probabilitas atau peluang itu sungguh unik dan nyentrik. Bahwa hari ini probabilitas terjadi hujan deras adalah 99% tidak dapat diterjemahkan bahwa hari ini hujan pasti deras. Sebabnya adalah kata pasti tidak ada di dalam peluang, bahkan kedua kata itu saling bertolak belakang, saling menihilkan, karenanya kedua kata itu tidak boleh berada pada teks yang sama. Dan syukur, itu pula yang membuat, di dalam peluang kegagalan sebesar apapun selalu terdapat setitik harapan yang lain untuk sukses. 

Setitik cahaya di ujung terowongan yang gelap itu sudah cukup menjadi penuntun arah menuju ruang yang benderang. Jadi jika ada yang menghitung bahwa peluang anda gagal pada bisnis tertentu mencapai 99%, anda tetap memiliki harapan akan berhasil dengan gemilang, jadi anda tidak perlu langsung memutuskan mundur dari bisnis itu. Peluang gagal sebesar 99% tidak berarti anda pasti gagal, itu menyisakan peluang berhasil yang meski hanya 1%, itu hanya berarti anda perlu mencurahkan daya yang lebih besar dan usaha yang lebih keras. Sesungguhnya tidak seorangpun mengetahui apa maksud dari peluang 99,9%, apalagi hasil akhirnya.

'2. Manfaat Peluang

Jika dikatakan bahwa jalan menuju kota A berliku-liku, menanjak dan mendadak menurun, sisi kiri dan sisi kanan jurangnya sangat dalam, kontur jalan yang licin dan tidak rata, semua keadaan itu membuat peluang terjadinya kecelakaan menjadi sangat besar, anda salah jika karena peluang itu anda memutuskan tidak berangkat ke kota A. Yang paling baik adalah, besarnya peluang terjadinya kecelakaan itu anda gunakan sebagai pemicu meningkatkan kewaspadaan, misalnya memastikan kondisi mobil dalam keadaan sempurna, memastikan kondisi fisik anda sehat dan sempurna.

Tetapi kebalikannya juga berlaku lho. Jika dikatakan bahwa peluang anda berhasil pada bisnis on-line mencapai 99%, berhati-hatilah, sebab peluang gagal 1% justru bisa menjadi realitas, anda gagal total. Peluang berhasil 99% itu dapat menghilangkan kewaspadaan, terutama pada hal-hal kecil yang tampak sepele, sementara orang tergelincir justru karena kerikil kecil, bukan karena batu segede gunung.

Peluang itu tidak jauh beda dengan ramalan. Seorang dukun senior di jagad ilmu gaib meramalkan bahwa dua pemuda, Ciko dan Indro, akan menjadi orang sangat sukses di masa depan. Ciko makin percaya diri, dan karena itu makin giat, makin bekerja keras, agar ramalan itu menjadi kenyataan. Indro lain lagi, dia langsung melakukan hajatan dan syukuran, berkeliling menyombongkan sukses di masa depan itu. Dan saat waktu yang diramalkan itu tiba, Ciko menuai sukses, Indro masih menunggu godot.

Apakah itu berarti ilmu peluang tidak bermanfaat?, ya dan tidak. Untuk petani yang akan menjemur padi, atau penjual es keliling, atau pengusaha konveksi, atau pengusaha konstruksi, ilmu peluang bolehlah bermanfaat. Tetapi tidak untuk karya-karya besar yang hendak kau ciptakan, tidak untuk keseluruhan hidupmu, tidak untuk ketinggian cita-citamu, tidak untuk hasrat membara dalam dirimu.

'3. Hasrat dan Cinta, Mengubah Peluang Menjadi Realitas

Aku pernah jatuh cinta pada seorang gadis, yang di mataku memiliki segala hal yang memaksa setiap pria jatuh cinta. Keanggunan, kelembutan, kecantikan, dan kecerdasan, apa lagi yang kurang?. Sementara aku, badan sih tinggi tapi kurus kurang gizi, alis memang tebal tetapi tatapan mata terlihat kejam, belum lagi muka persegi dan struktur gigi yang acakadut, banyak hal yang menyulitkan agar seorang gadis bisa jatuh cinta, banyak alasan untuk tidak jatuh cinta padaku. 

Secara statistik, peluang cintaku diterima hanya 0,1%. Tetapi aku tetapkan sebuah adagium, bahwa seorang gadis bisa jatuh cinta kepada seorang pria karena si gadis itu mengetahui betapa pria itu sangat mencintainya, jadi aku tunjukkan saja besarnya cintaku padanya.

Hasilnya, kami jadian. Begitu cerita pengalaman seorang teman. Betapapun sangat kecil peluang untuk berhasil, kita akan berhasil jika keberhasilan itu mengetahui betapa kita sangat mencintainya, sangat ingin meraih dan memeluknya, sama saja kan. Kita hanya perlu menunjukkan besarnya cinta dan hasrat kita terhadap keberhasilan itu.

'4. Prosus INTEN

Begitulah yang kami tanamkan ke siswa-siswa kami di Prosus INTEN, hasrat dan cinta. Bangkitkan hasrat yang besar di dalam dirimu, cintai kesuksesan itu sedalam-dalamnya dan sebesar-besarnya, tunjukkan cinta yang besar itu melalui perbuatan yang konsisten, kesuksesan itu akan berbalik mencintaimu karena dia tahu betapa kau mencintainya.

Tentu saja hal ini tidak cukup ditanamkan hanya sekali, tetapi mesti berulang-ulang, kontinu, konsisten, serentak, serempak, dan simultan. Itu adalah takdir yang tidak bisa diubah.

Jika saat ini peluangmu lulus dan diterima di ITB hanya 1%, tidak baik jika langsung kau putuskan untuk mengganti cita-citamu. Sebabnya adalah yang 1% adalah harapan, dan itu sudah cukup. Yang paling baik kau putuskan adalah bahwa kau harus mencurahkan daya dan usaha yang lebih besar dan lebih giat, dibandingkan dengan orang yang peluangnya diterima di ITB sudah 90%. Jadi, selagi masih ada waktu untuk bergiat dan berjuang, lakukanlah dan kerjakanlah, lalu doakanlah apa yang kau lakukan dan yang kau kerjakan itu. Itu sudah sangat cukup.

Sering juga kami katakan dengan cara yang terbalik. Sebagai umat beragama, tentu kita yakin bahwa Tuhan menghendaki kita semua sukses, tidak mungkin Tuhan menghendaki kita gagal, bahkan meski hanya satu orang saja dari kita. Maka dianugerahkanNyalah pada semua manusia peluang yang sama besar untuk meraih kesukesan di masa depan. 

Apa yang kau lakukan hari ini dan besok, itu bisa menjadi dua hal yang berbeda. Pertama, yang kau lakukan hari ini dan besok bisa memperbesar peluang sukses di masa depan atau paling tidak mempertahankannya tetap begitu. Kedua, yang kau lakukan hari ini dan besok, bisa menyebabkan peluang sukses di masa depan mengecil, mengecil, dan mengecil terus menerus, its depend on you.

Apabila engkau berpikir melakukan sesuatu hanya jika peluang berhasilnya 51% atau lebih, itu sama saja dengan kau meminta garansi keberhasilan dari masa depan. Itu tidak mungkin, atau kau hanya akan melakukan hal-hal sepele dan karena itu hasilnya juga remeh. Semua yang remeh mudah diterbangkan angin perubahan dan gampang dilupakan siapa saja.

Tengoklah ke belakang. Dahulu, menurut pikiran manusia, hanya burung yang bisa terbang. Jadi peluang manusia bisa terbang hampir nol persen. Andai manusia hanya mengacu ke peluang itu, maka kini tidak akan ada pesawat terbang yang bisa terbang mengarungi antar benua tanpa henti, manusia akan masih merangkak di tanah. Untunglah manusia lebih mengutamakan hasrat dan ambisinya, daripada probabilitas atau peluang keberhasilannya. Hasrat dan ambisi itu membuat manusia bertindak, melompat, menerobos, berkelit, dan menghancurkan tembok perintang. Kini, semua kita bisa mudik naik pesawat terbang yang aman dan nyaman.

Jika orang hanya bertindak karena besarnya peluang keberhasilan, pasti manusia tidak akan pernah menginjak bulan, pasti manusia tidak akan mencapai puncak Everest.

Saya beritahu pada kalian, bahwa yang hal yang mustahil itu adalah yang paling mungkin berhasil, Imposible is possible. Begitu ucapan seseorang, dan saya begitu menyukai rangkaian kalimatnya itu.

Jadi anak-anakku, miliki dan tetapkanlah cita-cita besarmu, bangkitkan hasrat yang menyala di dalam dirimu, tunjukkan bahwa kau sangat mencintai cita-citamu itu. Kami di sini akan membantumu, menunjukkan jalan ke sana, menyediakan sarana ke sana. Yakin dan percayalah, semangat dan cinta kami, harapan terutama doa kami, kami semua yang menyayangimu, selalu mengiringimu di jalanmu, kau tidak akan pernah kesepian.

Terimakasih kepada rekan-rekan sejawat di Prosus Inten, diskusi dengan mereka menjadi sumber utama tulisan ini.

Horas, horas, horas

(Jonny Hutahaean)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun