Aku pernah jatuh cinta pada seorang gadis, yang di mataku memiliki segala hal yang memaksa setiap pria jatuh cinta. Keanggunan, kelembutan, kecantikan, dan kecerdasan, apa lagi yang kurang?. Sementara aku, badan sih tinggi tapi kurus kurang gizi, alis memang tebal tetapi tatapan mata terlihat kejam, belum lagi muka persegi dan struktur gigi yang acakadut, banyak hal yang menyulitkan agar seorang gadis bisa jatuh cinta, banyak alasan untuk tidak jatuh cinta padaku.Â
Secara statistik, peluang cintaku diterima hanya 0,1%. Tetapi aku tetapkan sebuah adagium, bahwa seorang gadis bisa jatuh cinta kepada seorang pria karena si gadis itu mengetahui betapa pria itu sangat mencintainya, jadi aku tunjukkan saja besarnya cintaku padanya.
Hasilnya, kami jadian. Begitu cerita pengalaman seorang teman. Betapapun sangat kecil peluang untuk berhasil, kita akan berhasil jika keberhasilan itu mengetahui betapa kita sangat mencintainya, sangat ingin meraih dan memeluknya, sama saja kan. Kita hanya perlu menunjukkan besarnya cinta dan hasrat kita terhadap keberhasilan itu.
'4. Prosus INTEN
Begitulah yang kami tanamkan ke siswa-siswa kami di Prosus INTEN, hasrat dan cinta. Bangkitkan hasrat yang besar di dalam dirimu, cintai kesuksesan itu sedalam-dalamnya dan sebesar-besarnya, tunjukkan cinta yang besar itu melalui perbuatan yang konsisten, kesuksesan itu akan berbalik mencintaimu karena dia tahu betapa kau mencintainya.
Tentu saja hal ini tidak cukup ditanamkan hanya sekali, tetapi mesti berulang-ulang, kontinu, konsisten, serentak, serempak, dan simultan. Itu adalah takdir yang tidak bisa diubah.
Jika saat ini peluangmu lulus dan diterima di ITB hanya 1%, tidak baik jika langsung kau putuskan untuk mengganti cita-citamu. Sebabnya adalah yang 1% adalah harapan, dan itu sudah cukup. Yang paling baik kau putuskan adalah bahwa kau harus mencurahkan daya dan usaha yang lebih besar dan lebih giat, dibandingkan dengan orang yang peluangnya diterima di ITB sudah 90%. Jadi, selagi masih ada waktu untuk bergiat dan berjuang, lakukanlah dan kerjakanlah, lalu doakanlah apa yang kau lakukan dan yang kau kerjakan itu. Itu sudah sangat cukup.
Sering juga kami katakan dengan cara yang terbalik. Sebagai umat beragama, tentu kita yakin bahwa Tuhan menghendaki kita semua sukses, tidak mungkin Tuhan menghendaki kita gagal, bahkan meski hanya satu orang saja dari kita. Maka dianugerahkanNyalah pada semua manusia peluang yang sama besar untuk meraih kesukesan di masa depan.Â
Apa yang kau lakukan hari ini dan besok, itu bisa menjadi dua hal yang berbeda. Pertama, yang kau lakukan hari ini dan besok bisa memperbesar peluang sukses di masa depan atau paling tidak mempertahankannya tetap begitu. Kedua, yang kau lakukan hari ini dan besok, bisa menyebabkan peluang sukses di masa depan mengecil, mengecil, dan mengecil terus menerus, its depend on you.
Apabila engkau berpikir melakukan sesuatu hanya jika peluang berhasilnya 51% atau lebih, itu sama saja dengan kau meminta garansi keberhasilan dari masa depan. Itu tidak mungkin, atau kau hanya akan melakukan hal-hal sepele dan karena itu hasilnya juga remeh. Semua yang remeh mudah diterbangkan angin perubahan dan gampang dilupakan siapa saja.
Tengoklah ke belakang. Dahulu, menurut pikiran manusia, hanya burung yang bisa terbang. Jadi peluang manusia bisa terbang hampir nol persen. Andai manusia hanya mengacu ke peluang itu, maka kini tidak akan ada pesawat terbang yang bisa terbang mengarungi antar benua tanpa henti, manusia akan masih merangkak di tanah. Untunglah manusia lebih mengutamakan hasrat dan ambisinya, daripada probabilitas atau peluang keberhasilannya. Hasrat dan ambisi itu membuat manusia bertindak, melompat, menerobos, berkelit, dan menghancurkan tembok perintang. Kini, semua kita bisa mudik naik pesawat terbang yang aman dan nyaman.