Kaum kreasionis mempercayai adanya rancangan agung penciptaan kehidupan, kaum reduksionis berniat menyingkirkan kaum kreasionis dari perlindungan terakhir mereka itu. Senjata utama dan andalan tentu saja adalah pedang ilmu pengetahuan, terutama cabang biologi evolusioner, cabang ilmu fisika partikel, dan cabang ilmu kosmologi.
Saya ingin mengerti, dan yang saya maksud dengan mengerti adalah sesuai metode ilmiah ilmu pengetahuan. Rancangan agung penciptaan seperti yang diyakini kaum kreasionis tak lebih dari mitologi, yang disebarluaskan di bawah panji ancaman dan janji, stick and carrot. Begitu pandangan reduksionis tentang keyakinan kreasionis itu.
Charles Darwin menjadi nabi, dan karya magnum-opusnya The Origin of Spesies menjadi kitab suci kaum reduksionis biologi evolusioner. Fred Hoyle dan Hubble adalah dua nabi lain, teori big-bang menjadi firman suci kaum reduksionis kosmologi.
Tetapi, apa perbedaan mitologi dengan metode ilmiah?, karena terutama akhir-akhir ini kosmologi, fisika partikel, dan biologi evolusioner semakin sulit dibedakan dari mitologi, semakin tidak ilmiah.
'1. Mitologi Biologi
Tahun 1953, Stanley Miller melakukan percobaan yang terkenal itu dan dipelajari semua siswa IPA sejak SMP. Hanya karena campuran metana dan air di dalam tabung tertutup yang diperciki kilatan listrik pengganti petir, ternyata dapat menghasilkan asam amino sederhana, dan asam amino adalah molekul dasar pembentuk protein, dan protein adalah bahan pembuat enzim, dan enzim menjadi katalisator hampir semua reaksi kimia di dalam tubuh mahluk hidup, Stanley Miller dengan berani menyimpulkan bahwa asal-usul kehidupan adalah tepat seperti percobaan yang dilakukannya itu. Jika itu disebut metode ilmiah, maka aku simpulkan bahwa metode ilmiah tidak lebih baik dari mitologi. Sebab hingga kini, belum ada kehidupan yang tercipta di laboratorium.
Sel tunggal yang terfertilisasi dapat melakukan pembelahan diri terencana dan terperinci, sehingga dapat tumbuh menjadi bakteri, kadal, ular, ilmuwan, makelar saham, menjadi penipu atau pendakwah, semua berkat informasi yang terkandung di dalam gen. Sel telur (ovum) yang dibuahi sel sperma tumbuh menjadi jabang bayi yang dirindukan itu, menjadi contoh terbaik yang dapat ditunjukkan kaum reduksionis untuk menopang teori dan keyakinan mereka.
Tetapi dari mana gen memdapat informasi bahwa dia harus membelah diri dan menjadi kadal?, di bagian yang mana gen menyimpan informasi itu?, bagaimana sekeping kecil gen dapat menyimpan informasi triliunan jenis reaksi kimia yang diperlukan agar sel tunggal membel;ah diri menjadi ular tetatoi tidak menjadi buaya, dan dengan cara bagaimana kepingan gen itu dapat mengendalikan triliunan jenis reaksi kimia  dengan kesempurnaan yang tidak masuk akal, agar sel tunggal dapat membelah diri dan menjadi pendakwah?
Memang sulit menjelaskan asal-usul kehidupan, sama sulitnya untuk menjelaskan neraka, alasan favorit kaum reduksionis sejati seperti itu. Itu sebabnya, jika neraka adalah mitologi, biologi evolusioner juga tidak jauh berbeda. Setuju?
'2. Mitologi Kosmologi
Alam semesta bermula dari big-bang, suatu ledakan maha raksasa. Pergeseran spektrum radiasi galaksi ke arah merah, ditemukannya radiasi latar 3k, dan kelimpahan unsur semesta, tiga data suci bagi kaum kosmolog yang memicu keberanian untuk menarik kesimpulan bahwa alam semesta mesti berawal dari big-bang di masa yang sangat lampau. Inikah hasil dari metode ilmiah yang diagungkan itu?
Sebab ketika kosmolog diberi pertanyaan seperti ini : Andaikan sebuah proyektil jatuh di suatu tempat, data apa dan seperti apa yang anda butuhkan agar dapat menghitung dengan tepat, dari mana proyektil itu ditembakkan?. Sudut elevasi dan kecepatan proyektil saat jatuh di tanah, variasi nilai grafitasi, cuaca untuk menentukan efek tiupan angin, kerapatan udara untuk menentukan gaya friksi.
Bah, menentukan asal-usul proyektil saja, anda semua membutuhkan data yang begitu banyak, tetapi anda sudah berani memutuskan asal-usul semesta hanya dengan tiga data? Hei, itu juga tidak lebih dari mitologi, seperti tuduhan anda ke kaum kreasionis itu.
Kalau proyektil A dan B saya tembakkan dari tempat yang sama, dari senapan yang sama, dengan kecepatan awal dan sudut elevasi yang sama ke arah yang sama, tetapi A saya tembakkan saat siang yang terik, B saya tembakkan saat malam yang gulita, beranikah anda memastikan bahwa kedua proyektil itu pasti jatuh di tempat yang sama?. ... Jika tidak, maka kosmologi tidak lebih dari mitos yang lain. Jika ya, ayo kita lakukan dan kita lihat hasilnya.
'3. Mitologi Fisika
Di aras partikel kuantum, segalanya adalah probabilitas, dan probabilitas itu berbeda dengan probabilitas klasik. Sebuah koin yang dilemparkan ke udara, kita tidak bisa memastikan sisi koin yang mana yang menghadap ke atas saat koin jatuh di tanah sebelum koin itu benar-benar jatuh di tanah. Kita hanya bisa mengatakan bahwa tiap sisi mempunyai probabilitas , hal itu disebabkan kebodohan kita karena tidak mengetahui seluruh detail tentang koin dan gerakannya. Bukan probabilitas seperti itu di aras kuantum, bukan karena kita tidak mengetahui detail, tetapi karena probabilitas menjadi hakekat dasar dari sistem kuantum.
Tetapi bagaimana probabilitas-probabilits di aras kuantum itu, ketika bersama-sama membentuk dalam wujud besar seperti manusia, tiba-tiba menjadi realitas yang nyata?.
Ketika elektron bergerak dari satu ujung tabung ke ujung lainnya, maka ada probabilitas elektron itu tersesat ke planet Jupiter sebelum mencapai ujung tabung lainnya. Kuantum memang mengatakan begitu, dan itu hakekat dasar dari partikel kuantum.
Karena saya adalah tubuh yang tersusun dari partikel-partikel kuantum, maka ketika saya pulang dari kantor ke rumah, ada probabilitas, meski sangat kecil, saya tersesat ke planet Jupiter sebelum sampai ke rumah? Ya, seperti itulah kata fisika kuantum.
Dan itu kalian sebut sangat ilmiah? Dan apa artinya ilmiah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H