Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kreasionis vs Reduksionis

19 November 2017   14:23 Diperbarui: 19 November 2017   14:33 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebab ketika kosmolog diberi pertanyaan seperti ini : Andaikan sebuah proyektil jatuh di suatu tempat, data apa dan seperti apa yang anda butuhkan agar dapat menghitung dengan tepat, dari mana proyektil itu ditembakkan?. Sudut elevasi dan kecepatan proyektil saat jatuh di tanah, variasi nilai grafitasi, cuaca untuk menentukan efek tiupan angin, kerapatan udara untuk menentukan gaya friksi.

Bah, menentukan asal-usul proyektil saja, anda semua membutuhkan data yang begitu banyak, tetapi anda sudah berani memutuskan asal-usul semesta hanya dengan tiga data? Hei, itu juga tidak lebih dari mitologi, seperti tuduhan anda ke kaum kreasionis itu.

Kalau proyektil A dan B saya tembakkan dari tempat yang sama, dari senapan yang sama, dengan kecepatan awal dan sudut elevasi yang sama ke arah yang sama, tetapi A saya tembakkan saat siang yang terik, B saya tembakkan saat malam yang gulita, beranikah anda memastikan bahwa kedua proyektil itu pasti jatuh di tempat yang sama?. ... Jika tidak, maka kosmologi tidak lebih dari mitos yang lain. Jika ya, ayo kita lakukan dan kita lihat hasilnya.

'3. Mitologi Fisika

Di aras partikel kuantum, segalanya adalah probabilitas, dan probabilitas itu berbeda dengan probabilitas klasik. Sebuah koin yang dilemparkan ke udara, kita tidak bisa memastikan sisi koin yang mana yang menghadap ke atas saat koin jatuh di tanah sebelum koin itu benar-benar jatuh di tanah. Kita hanya bisa mengatakan bahwa tiap sisi mempunyai probabilitas , hal itu disebabkan kebodohan kita karena tidak mengetahui seluruh detail tentang koin dan gerakannya. Bukan probabilitas seperti itu di aras kuantum, bukan karena kita tidak mengetahui detail, tetapi karena probabilitas menjadi hakekat dasar dari sistem kuantum.

Tetapi bagaimana probabilitas-probabilits di aras kuantum itu, ketika bersama-sama membentuk dalam wujud besar seperti manusia, tiba-tiba menjadi realitas yang nyata?.

Ketika elektron bergerak dari satu ujung tabung ke ujung lainnya, maka ada probabilitas elektron itu tersesat ke planet Jupiter sebelum mencapai ujung tabung lainnya. Kuantum memang mengatakan begitu, dan itu hakekat dasar dari partikel kuantum.

Karena saya adalah tubuh yang tersusun dari partikel-partikel kuantum, maka ketika saya pulang dari kantor ke rumah, ada probabilitas, meski sangat kecil, saya tersesat ke planet Jupiter sebelum sampai ke rumah? Ya, seperti itulah kata fisika kuantum.

Dan itu kalian sebut sangat ilmiah? Dan apa artinya ilmiah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun