Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jabir Jadi Jubir Rumi di Indonesia

1 Juli 2024   09:37 Diperbarui: 1 Juli 2024   09:55 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalaluddin Rumi muda dididik oleh ayahnya sendiri, seorang sufi. Setelah ayahnya wafat, peran guru digantikan oleh murid ayahnya. Jadi, masih satu aliran.

Pada usia 25 tahun, Rumi sudah menjadi Sufi juga, dan ulama yang disegani. Kepintarannya diakui oleh ulama setempat. Dan sudah masuk kelompok ulama yang mampu mengeluarkan fatwa. 

Rumi makin hebat setelah bertemu seorang darwis pada usia 40 tahun. Darwis adalah sebutan untuk ulama zaman itu yang berpenampilan nya seperti gembel tetapi mempunyai ilmu yang dalam dan luas. Darwis ini yang membuat Rumi semakin matang dalam berfilsafat.

Jabir masih akan melanjutkan belajar tentang Rumi. Dia mempunyai relasi dekat dengan pengagum Rumi lainnya. Sehingga dia tahu siapa yang sedang menerjemahkan buku Rumi lakinya. 

foto  jonminofri
foto  jonminofri

Selain buku Matsnawi ini, Jabir telah menulis buku mungil tapi dalam  "Perempuan Perspektif Tasawuf ". Buku ini menegaskan bahwa Islam tidak membedakan perempuan dan laki-laki. Sejak dulu, Islam tidak mengenal perjuangan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Substansi laki-laki dan perempuan itu adalah pada ruh. Sedangkan ruh, tidak ada yang perempuan dan tidak ada yang lak-laki. Laki-laki dan perempuan itu hanya tubuh. Tapi ruhnya sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun