Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Indonesia Kecil di Kundasang

27 Juni 2024   00:39 Diperbarui: 27 Juni 2024   07:59 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Dokumentasi Pribadi Jonminofri

Sumber foto: Dokumentasi Pribadi Jonminofri
Sumber foto: Dokumentasi Pribadi Jonminofri

Sayangnya, kami tidak menyiapkan diri dengan baik datang ke sini. Tidak ada buah tangan yang kami bawa untuk teman bergembira. Amelia Fitriani, salah seorang rombongan kami, mencopot gelang emas dari tangan kirinya dan memakaikan gelang itu ke tangan Tiara, salah seorang dari mereka. 

Gelang itu merupakan pasangan dari kalung yang dipakai Amel. "Aku pakai kalungnya, kamu pakai gelangnya ya," kata Amel pada Tiara. Saya intip di internet harga gelang emas itu Rp1.4 juta. 

Satu anak lain mendapat anting bermotif etnik berwarna-warni dari Amel. Anting itu cocok dengan pakaian adat yang dominan warna merah yang dipakai anak itu. Mereka tampak senang sekali, kata Amel. 

Ketika kami makan siang di ruang guru, wajah Tiara tampak sumringah dari balik pagar kawat mengintip ke arah Amel. Matanya berbinar-binar. Menurut saya, Tiara baru saja mendapatkan pengalaman yang tidak akan dilupakannya sepanjang hidupnya. 

Saya mengambil inisiatif mengumpulkan ringgit yang ada pada  rombongan untuk pengganti hidangan makan siang yang disajikan pengelola sekolah. Tetapi Fatin Hamama, kepala rombongan memutuskan menggunakan sisa uang rombongan untuk diberikan kepada guru. Guru mereka menyambut RM500 yang kami berikan dengan senang hati. Mereka minta izin untuk menggunakan uang itu untuk membeli kursi plastik untuk di kelas. Semua kursi di kelas itu memang kursi plastik yang pakai sandaran. Kursi yang amat sederhana. 

Sumber foto: Dokumentasi Pribadi Jonminofri
Sumber foto: Dokumentasi Pribadi Jonminofri

Siswa Gembira, Guru Berjuang

Kegembiraan anak itu sebenarnya hasil perjuangan 14  guru di CLC yang berada di kaki gunung Kinabalu itu

Guru-guru di sini mempunyai cerita yang seru juga. Mereka bekerja pantang lelah dengan fasilitas seadanya, dan dana cekak pula. 

Sebanyak 14 guru di sekolah yang terletak di Jalan Cinta Mata, Kundasang ini. Mereka adalah guru yang digaji pemerintah Indonesia. Tetapi, jumlah guru sebanyak itu, tidak cukup untuk siswa yang berjumlah 464 orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun