Kata dia, dirinya memang tidak senormal orang lain, namun dia merasa tuduhan tersebut tidak lah benar. Dia mengaku tidak pernah mencuri dan mengganggu siapa pun di lungkungannya. Hari-harinya hanya mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri.
"Saya ini tiap hari kerja, buat makan. Mungkin saya enggak senormal mereka, tapi saya tidak gila, pikiran saya normal. Kalau pun kerja bergini, mungkin takdir. Coba mereka di posisi saya yang kurang beruntung," keluhnya sembari melipat kardus yang baru saja di pungutnya.
Penutup
Sekelumit kisah Sukardi, merupakan satu dari ribuan peristiwa orang kurang mampu yang luput perhatian pemerintah. Penyaluran bantuan dirasa belum efektif, dimana sebagian masyarakat masuk kategori miskin belum sepenuhnya tersentuh. Padahal hak masyarakat miskin mendapatkan bantuan adalah mutlak, untuk itu pemerintah harus hadir.
Meski sudah didaftarkan sebagai kelompok sasaran, mereka tidak serta merta mendapat bansos karena sejumlah tahapan proses penentuan penerima bantuan. Sejumlah faktor yang mengakibatkan penyaluran bansos belum maksimal dan tepat sasaran.
Faktor pertama, verifikasi dan validasi data  kemiskinan atau data terpadu kesejahteraan sosial yang tidak berjalan dengan baik sehingga banyak warga mampu masih terdata. Pembaruan data di tingkat pemerintah daerah juga tidak berjalan dengan baik.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai polemik yang kerap muncul dalam pengelolaan dan penyaluran bansos, yaitu perbaikan manajemen data dan optimalisasi satu data nasional, serta harmonisasi dan sinkronisasi regulasi atau integrasi program-program bansos.
Selain itu, diperlukan pula perbaikan tata kelola program dan sistem evaluasi partisipasi, pengawasan bersama masyarakat, serta perbaikan mentalitas miskin masyarakat. Bantuan sosial idealnya diberikan untuk mengatasi berbagai risiko sosial, salah satunya penanggulangan kemiskinan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI