Mohon tunggu...
Masihulan
Masihulan Mohon Tunggu... Belum punya -

Petualang dunia fantasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Simfoni Anak Negeri

18 Agustus 2016   11:31 Diperbarui: 18 Agustus 2016   11:49 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Buana tersentak dalam senyapnya malam

“Bersatu kita merdeka”

gema tahuri dan suara tifa – totobuang,

Iring nyanyian antusias

 “Merdeka, kita merdeka”

Desiran ombak di bibir pantai

Ranum buah pala, harum aroma cengkih

jadi gubahan bait demi bait

Dalam simfoni anak Neg’ri

“Hiduplah Neg’riku”

Kini…. Simfoni jadi memori

Merdeka bagi mereka, kita penuh prasangka

Di sana ada prestasi, di sini penuh  sensasi

Kawan jadi lawan

Laeng siku laeng, laeng kuku laeng

Saudara jadi badarah

Inikah nyanyian kemerdekaan yang itu?

Adakah asa di tengah massa?

Dengan tegas kami katakan Ya...asa masih ada

Pada pucuk-pucuk cengkeh kami sematkan asa masa depan

Hempaskan prasangka buang ragu

Rajut mimpi bangun neg'ri

Dendangkan lagu persatuan dari neg’ri seribu pulau

Di atas tanah raja-raja kami berdiri

Berbalut budaya pela gandong kami serukan

Jayalah Indonesia, jayalah Neg’ri ku.

Maluku untuk Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun