Mohon tunggu...
Maizon Putra
Maizon Putra Mohon Tunggu... Guru - Manusia pembelajar

Pendidikan Luhur Modal Keberhasilan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Air Mata Darah Perempuanku

31 Mei 2016   11:55 Diperbarui: 31 Mei 2016   12:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Sumpah serapah ibunda,merah parang geram ayahanda tak berarti apa.

Nyala lilin dan empati jutaan kaum hawa,dari miangas sampai rote hanya lelucon belaka

Bermilyaran untaian kata dan doa dari anak anak bangsa,hanya dongeng tidur mereka saja

Ataupun naskah sutradara maupun puisi pujangga,hanya rangkaian kata tak bermakna.

 

Adalah aku, ibuku, guruku, kampungku, polisiku, jaksaku, hukumku, dewanku dan presidenku 

Jadi Kambing hitam putih

Tak kan pernah ada tempat mengadu

 

Hanya satu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun