Mohon tunggu...
Maizon Putra
Maizon Putra Mohon Tunggu... Guru - Manusia pembelajar

Pendidikan Luhur Modal Keberhasilan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebelum Denyut Berhenti

24 Mei 2016   14:34 Diperbarui: 24 Mei 2016   14:40 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sisa kayu disana sini

Pasir berserakan di pelataran

Langit masih jadi atap

Bumi masih jadi lantai

Untuk sujudpun masih tertanah

 

Jika kembali buka pintu

Jika pergi senyum pelepasnya

 

Sebelum Kau hentikan denyut nadiku

Sampah diselokan masih menggenang

Rumbia belum usai dianyam

Tikar bambu belum usai terjalin

Mohon izinmu kencangkan detak jantungku

Agar santriku sujud padaMu di surau itu

 

Kelamku sinar mentariMu

Kelokku LurusMu

Izinkan kukembali dalam suci

Seputih kapas dan embun pagi

 

Sebelum detak ini berhenti

Surau itu belum terngiang seruMu

Ditempat hijrahku

Izinkan aku membasuh tangan ini

Jikalau pintuMu menganga

 

Sebelum kokoh surau ini

Sebelum terngiang SeruMu

Jangan Kau Hentikan Denyut Nadiku

 

Karena matahariMu

Matahari tanah raflesia

Panas membakar

Cambuk hitam langkahku

Sebelum denyut ini berhenti 

Izinkan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun