Sisa kayu disana sini
Pasir berserakan di pelataran
Langit masih jadi atap
Bumi masih jadi lantai
Untuk sujudpun masih tertanah
Â
Jika kembali buka pintu
Jika pergi senyum pelepasnya
Â
Sebelum Kau hentikan denyut nadiku
Sampah diselokan masih menggenang
Rumbia belum usai dianyam
Tikar bambu belum usai terjalin
Mohon izinmu kencangkan detak jantungku
Agar santriku sujud padaMu di surau itu
Â
Kelamku sinar mentariMu
Kelokku LurusMu
Izinkan kukembali dalam suci
Seputih kapas dan embun pagi
Â
Sebelum detak ini berhenti
Surau itu belum terngiang seruMu
Ditempat hijrahku
Izinkan aku membasuh tangan ini
Jikalau pintuMu menganga
Â
Sebelum kokoh surau ini
Sebelum terngiang SeruMu
Jangan Kau Hentikan Denyut Nadiku
Â
Karena matahariMu
Matahari tanah raflesia
Panas membakar
Cambuk hitam langkahku
Sebelum denyut ini berhentiÂ
Izinkan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H