Tintanya masih banyak Tuhan
Untuk menggoreskan garis hidup ini
Bukan tuk menulis nikmatMu
Aku pun tak mampu
Â
Hey penguasa denyut nadi
Alirilah darah-darah suci kembaliÂ
Pada jasadnya
Agar dia terus berjalan
Agar dia terus teriak
Agar dia terus berdetak
Bukan tuk berteriak padamu
Â
Hey penguasa denyut nadi
Suara alamMu tersabda olehnya
Hembusan dan riak amarahMu punÂ
Terukir olehnya.
Tak sedetikpun dia terlena
Â
Oh penguasa denyut nadiÂ
Kumohon .. kupinta IzinMu
Umurnya...sehatnya tercurah kembali
Belum tersampai hasrat ini tuk bersua
Tak ingin gelap menyambanginya
Tak ingin kamboja menebar wanginya
Â
Hey pujangga jalananÂ
Jangan kalah oleh dinginnya angin malam
Jangan kalah karna manis tak terasa
Karna senyum tulusmu.....
Tegur sapamu.....
Sopan santunmuÂ
Kasih sayangmu
Dia,mereka dan aku menamba
Walau belum bersua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H