“iya, tapi dia sudah tidak peduli lagi sama kita. Lebih peduli sam lonte tua Bangka!” balas santi.
“sudahlah, biar allah nanti yang akan membalasnya. Yang penting kamu tetap hormat pada ayahmu. Karena dia adalah orag tua kandungmu.” Jawab ibu
“sekarang kalau kamu sudah, mandi. Lekas sarapan sana. Tidak usah nungguin adik, mungkin dia hari ini tidak mau sekolah” kata ibu
“baik bu, maafkan aku telah bicara kasar” santi pun menghampiri ibu sambil mencium pipi ibu.
“iya…” balas ibu
adik pun bangun dari tempat tidurnya, lalu adik menyender di bahu ibu. Tiba tiba, air mata adik jatuh ke pangkuan ibu.
“maafkan adik bu….” Belum sempat ibu membalas kata adik,
“adik malu ke sekolah” adik diam sejenak
“teman teman adik disekolah mengatain adik, anak babu dan ibu miskin” kata adik
ffuuuh… ibu pun menghembus nafas, entah membusan lega atau hembusan kaget mendengar putri kecilnya berbicara seperti itu
“ooo, jadi karena ibu kerja jadi pembantu, kamu tidak mau sekolah? Karena kamu di hina oleh teman teman mu? dan karena kita orang miskin?” tanya ibu