Mohon tunggu...
吳明源 (Jonathan Calvin)
吳明源 (Jonathan Calvin) Mohon Tunggu... Administrasi - Pencerita berdasar fakta

Cerita berdasar fakta dan fenomena yang masih hangat diperbincangkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menerka Peluang Pandemi Berikutnya?

10 Desember 2022   08:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   08:13 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian yang mengungkap penemuan virus dibawah lapisan Permafrost dan seiring dengan mencairnya permafrost, asumsi itu terbukti. Seperti halnya dalam penelitian berjudul “An update on eukaryotic viruses revived from ancient permafrost”dan “The world’s largest High Arctic lake responds rapidly to climate warming”.

Dari penelitian itu, para ilmuwan menghidupkan kembali beberapa virus besar yang telah terkubur di tanah Siberia beku (permafrost) selama puluhan ribu tahun. Virus termuda yang dihidupkan kembali adalah yang berusia 27.000 tahun dan yang tertua Pandoravirus berusia sekitar 48,500 tahun. Ini adalah virus tertua yang pernah dihidupkan kembali.

Gambar 3.  Virus yang ditemukan di bawah Permafrost (A. Partikel bulat telur besar (panjang 1.000 nm) Pandoravirus; B. Campuran partikel Pandoravirus 
Gambar 3.  Virus yang ditemukan di bawah Permafrost (A. Partikel bulat telur besar (panjang 1.000 nm) Pandoravirus; B. Campuran partikel Pandoravirus 

Saat dunia terus menghangat, lapisan es yang mencair melepaskan bahan organik yang telah dibekukan selama ribuan tahun, termasuk bakteri dan virus beberapa yang masih dapat bereproduksi. Penelitian terbaru dari sekelompok ilmuwan dari Prancis, Jerman dan Rusia berhasil menghidupkan kembali 13 virus  dengan nama eksotis seperti Pandoravirus dan Pacmanvirus yang diambil dari tujuh sampel lapisan es Siberia.

Ini bukan pertama kalinya virus yang layak terdeteksi dalam sampel permafrost. Studi sebelumnya telah melaporkan deteksi Pithovirus dan Mollivirus 

Gambar 4. Pencitraan partikel Mollivirus
Gambar 4. Pencitraan partikel Mollivirus

Gambar 5.  Pencitraan mikroskop elektron partikel Pithovirus dan sel Acanthamoeba yang terinfeksi
Gambar 5.  Pencitraan mikroskop elektron partikel Pithovirus dan sel Acanthamoeba yang terinfeksi

Dalam jurnal preprint yang diterbitkan, para penulis menyatakan bahwa "sah untuk merenungkan risiko partikel virus purba tetap menular dan kembali ke sirkulasi dengan pencairan lapisan permafrost kuno".

Update Terbaru Penelitian

Namun, disamping virus yang bisa saja menjadi ancaman meskipun saat ini belum ada bukti yang kuat, bakteri bisa menjadi masalah. Selama bertahun-tahun, ada beberapa wabah antraks (penyakit bakteri yang mempengaruhi ternak dan manusia) yang mempengaruhi rusa di Siberia.

Dari hasil penelitian terbaru, semua virus yang ditemukan tim hanya menginfeksi amoeba dan bukan ancaman langsung terhadap kesehatan masyarakat akan tetapi masih hidup dan mampu bereplikasi. Hal ini setidaknya menjadi peringatan bahwa virus ataupun bakteri yang tidak aktif yang berbahaya bagi manusia juga dapat dihidupkan kembali dari persembunyian di bawah lapisan es. Ancaman ini telah dibuktikan dengan merebaknya Bakteri Antraks akibat melelehnya Permafrost di Siberia bagian Utara tahun 2016. Pada awalnya, gelombang panas mencairkan bangkai rusa beku berusia 75 tahun yang terinfeksi antraks. Ketika penyakit itu menyebar, puluhan orang dirawat di rumah sakit, satu anak tewas dan kematian 2.350 rusa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun