Di sini, orangtua hanya memperkenalkan semua budaya kepada seorang anak dan melalui metode ini baik seorang pria ataupun wanita dewasa yang telah mengenal budaya (pakaian, permainan, sifat).
Masing-masing diharapkan dapat saling menghargai jenis kelamin apapun sehingga dapat mengikis sistem patriarki (sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi).
Ini juga sekaligus juga mengikis gerakan feminisme (sebuah gerakan dan ideologi yang memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi dan ruang publik) yang berlebihan karena semua manusia memperoleh penghargaan yang sama tanpa memandang jenis kelamin.
Begitu pula dengan pihak sekolah yang menganut Metode neutral gender, sekolah tidak hanya mengenalkan permainan atau jenis pakaian tertentu pada siswa.
Para siswa diberikan kebebasan memilih pakaian seperti apa dan permainan seperti apa yang nyaman mereka kenakan dan mainkan tanpa memandang status gender.
Melalui Metode Neutral Gender, para anak perempuan misalnya dapat hidup tanpa harus memanggul beban berupa "norma dan standar" yang ada sedangkan para lelaki dapat lebih mengendalikan emosinya tanpa takut disebut banci atau feminis
Namun, metode parenting ini menimbulkan sedikit kontroversi dikarenakan masyarakat yang belum terbiasa akan mengasingkan anak-anak hasil metode parenting Neutral Gender yang tentunya akan menimbulkan banyak pertanyaan pada anak mengapa ia dikucilkan.
Seperti dilaporkan Quartz dikutip dari Journal of Experimental Child Psychology menyimpulkan taman kanak-kanak di Swedia yang menerapkan gender-neutral system menghasilkan para siswa yang dapat berinteraksi sosial lebh baik, lebih terbuka terhadap berbagai kesempatan, dan lebih sukses saat masa dewasa.
Di samping itu, menurut Journal of Adolescent Health, anak-anak yang memperoleh ekspektasi gender ketat dapat meningkatkan risiko kesehatan mental dan fisik saat masa dewasa.
Gagasan mengenai Gender Neutral telah banyak diterapkan di beberapa negara seperti Swedia yang menggunakan kata ganti "hen"sejak 2012 sebagai sebutan bagi mereka yang menerapkan gender neutral.
Tidak hanya di Swedia, 6 negara bagian di Amerika Serikat (California, Colorado, Michigan, New Jersey, Oregon, dan Washington) dan 2 kota (New York dan Washington, D.C) juga mengijinkan orangtua mencantumkan jenis kelamin X untuk anaknya yang menggunakan metode pengasuhan ini