Mohon tunggu...
吳明源 (Jonathan Calvin)
吳明源 (Jonathan Calvin) Mohon Tunggu... Administrasi - Pencerita berdasar fakta

Cerita berdasar fakta dan fenomena yang masih hangat diperbincangkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekstorsi, Korupsi Berbalut Hasrat Seksual

18 April 2019   22:46 Diperbarui: 18 April 2019   22:54 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus lainnya di tahun 2016, sebagaimana dikutip dari New York Daily News, seorang petugas deportasi Amerika Serikat didakwa dengan pemerasan seksual imigran gelap wanita yang berakibat salah satu korban hamil.

Di tahun 2010, dilansir dari New York Times, petugas imgirasi Amerika Serikat didakwa bersalah dengan meminta seks untuk memproses permohonan Green Card.

Dalam bukti suara yang diputar di persidangan menyebutkan bahwa pelaku dapat menolak permohonan pernikahan korban yang didasari oleh adanya Green Card dan mendeportasi pasangan korban jika korban tidak ingin berhubungan seksual dengan pelaku.

Tidak hanya di Amerika Serikat, diungkapkan oleh Amnesty International, para pengungsi yang berasal dari Suriah dan Irak juga mengalami pemerasan seksual (sekstorsi) oleh para penjaga keamanan setempat, penyelundup, hingga sesama pengungsi saat perjalanannya menuju Benua Eropa.

Sekstorsi juga terjadi di Indonesia, tepatnya yang dialami oleh Brigpol DS, polisi yang bertugas di Polrestabes Makassar yang dipecat karena swafoto miliknya tersebar di media sosial. Swafoto itu tersebar setelah DS mengirimkannya ke seorang pria yang mengaku berpangkat Kompol dan bertugas di Lampung.

Namun, setelah ditelusuri, pria itu adalah seorang narapidana di sebuah lembaga pemasyarakatan yang memalsukan identitas saat berkenalan. DS dipecat karena dianggap telah melanggar kode etik kepolisian. Setelah DS menolak memberikan uang pada si penipu, foto seksinya tersebar.

Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku sekstorsi ?

1. Perilaku sekstorsi dianggap sebagai bagian dari korupsi, hal ini dianggap perlu karena sekstorsi hingga saat ini masih tergolong fenomena yang jarang terlihat sehingga kurangnya pemahaman di tengah masyarakat

2.  Membangun sistem pelaporan yang aman bagi para korban pemerasan seksual (sekstorsi) karena seringkali para korban takut melaporkan apa yang dialaminya akan berimbas pada karir dan kemampuan finansial terutama bagi mereka yang menjadi tulang punggung keluarga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun