Bukan hanya pertunjukan seni, namun mahasiswa Indonesia di Universitas Washington saat itu juga memainkan perannya dalam gastrodiplomasi untuk memperkuat nation branding, khususnya promosi autentisitas makanan khas Indonesia. Jajanan yang disediakan mulai dari bakso tahu, batagor, sate, nasi padang, mie kuah dan mie goreng, gorengan bakwan, aneka kue, martabak, serta kopi khas Indonesia.
Seperti beberapa contoh yang telah dijelaskan, gastrodiplomasi terbilang sukses dalam rangka menaikkan citra dan memperkenalkan kearifan kuliner yang dimiliki oleh Indonesia. Dengan kekayaan bumbu rempah dan masakan khas yang dimiliki, Indonesia diharapkan dapat semakin menggencarkan gastrodiplomasinya. Dalam acara National Seminar on Economic Diplomacy: "Gastrodiplomacy to Strengthen the Indonesian Economy" pada 17 Oktober 2019, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, telah menyebutkan pentingnya gastrodiplomasi untuk meningkatkan citra sekaligus mengembangkan industri makanan di luar negeri. Beliau juga mengatakan peran makanan sebagai identitas nasional dapat dimanfaatkan untuk menguatkan soft power Indonesia. Strategi ini berusaha untuk mengekspor artefak budaya nasional untuk dunia yang lebih luas dalam bentuk hidangan nasional, atau lebih luas lagi, masakan nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H