PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) menghadapi beberapa isu terkini yang penting dalam menghadapi perkembangan teknologi dan dinamika pasar. Salah satu isu utama adalah persaingan dengan Starlink, layanan internet satelit milik SpaceX. Starlink yang berencana meluncurkan layanan direct-to-cell berpotensi mendisrupsi pasar telekomunikasi, terutama di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Namun, Telkom justru melihat ini sebagai peluang untuk melengkapi layanan yang ada, terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan fiber optik. Telkom melalui anak usahanya, Telkomsat, juga sudah menjalin kerjasama dengan Starlink untuk memanfaatkan teknologi satelit tersebut di daerah 3T, yang sulit dijangkau infrastruktur darat tradisional.
Selain itu, Telkomsel, bagian dari Telkom Group, tengah mempercepat pengembangan jaringan 5G di Indonesia. Meskipun adopsi teknologi 5G masih menghadapi tantangan kesiapan ekosistem dan perangkat, Telkomsel sudah memiliki jaringan 5G terbesar di Indonesia dan berencana memperluas cakupan seiring meningkatnya permintaan.
Namun, Telkom juga menghadapi tantangan lain seperti tekanan harga layanan data yang semakin menurun. Menurut CEO Telkom, penurunan harga ini mengharuskan perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi agar tetap kompetitif di pasar yang semakin ketat.
Secara keseluruhan, Telkom berada di persimpangan penting dalam menghadapi perubahan teknologi global, dengan fokus pada optimalisasi layanan digital, pengembangan jaringan 5G, dan kerjasama strategis untuk menjangkau wilayah-wilayah yang kurang terlayani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H