Mohon tunggu...
Jonathan Stanley
Jonathan Stanley Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Penghapusan Kemiskinan Global

5 Juni 2023   12:30 Diperbarui: 5 Juni 2023   12:30 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan merupakan kondisi di mana individu atau masyarakat tidak memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya dan peluang yang diperlukan untuk mencapai tingkat kehidupan yang layak. Kemiskinan dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial, ketidaksetaraan, dan keterbatasan peluang. Hal ini memberi dampak yang luas dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan individu dan masyarakat. Kemiskinan menjadi tantangan global yang memerlukan upaya kolaboratif dan berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan dan menciptakan akses yang lebih adil terhadap sumber daya dan kesempatan bagi semua orang.

Kemiskinan global menjadi salah satu masalah paling mendesak yang dihadapi umat manusia saat ini. Fenomena ini tidak terbatas pada satu negara saja, melainkan berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia. Kemiskinan tidak hanya mencakup keterbatasan finansial, tetapi juga mencakup akses terbatas terhadap pendidikan, perumahan yang layak, perawatan kesehatan yang memadai, dan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup.

Menurut data dari Pusat Penelitian Pembangunan Internasional (Center for International Development) di Universitas Harvard, pada tahun 2020, sekitar 9,2% dari populasi global hidup di bawah garis kemiskinan yang ekstrem. Hal ini berarti bahwa mereka memiliki pendapatan kurang dari 1,90 dolar AS per hari. Namun, perlu diperhatikan bahwa angka ini mungkin mengalami perubahan dari tahun ke tahun.

Selain itu, Bank Dunia juga memiliki peran yang signifikan dalam memantau kemiskinan di seluruh dunia. Menurut perkiraan yang dirilis oleh Bank Dunia pada bulan Oktober 2020, sekitar 9,2% dari populasi global tinggal di bawah garis kemiskinan ekstrem pada tahun 2019. Akan tetapi, angka ini dapat bervariasi setiap tahunnya.

Kemiskinan di dunia sangat sulit untuk diberantas sepenuhnya. Keberadaan tantangan yang kompleks menjadi salah satu faktor yang menjadikan kemiskinan sulit untuk diberantas secara total di seluruh dunia. Beberapa tantangan yang menyebabkan kompleksitas dalam memerangi kemiskinan, di antaranya:

Ketimpangan ekonomi merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan sulitnya memberantas kemiskinan di dunia. Ketimpangan ekonomi merujuk pada ketidakadilan dalam distribusi pendapatan, kekayaan, dan sumber daya di antara negara-negara dan dalam masyarakat tertentu.

Ketidakadilan dalam distribusi pendapatan dan sumber daya yang meluas menghasilkan akumulasi kekayaan dan sumber daya yang terpusat pada sebagian kecil orang atau wilayah tertentu, sementara mayoritas penduduk hidup dalam kondisi kemiskinan. Dampak dari kesenjangan ekonomi yang besar ini menjadikan upaya pengurangan kemiskinan menjadi jauh lebih sulit.

Beberapa faktor yang menyebabkan ketimpangan ekonomi, seperti: akses terbatas ke peluang ekonomi, kebijakan ekonomi yang tidak inklusif, ketidaksetaraan akses ke sumber daya, dan globalisasi yang tidak merata. Untuk mengatasi kemiskinan, penting untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dengan mendorong inklusivitas ekonomi, mengadopsi kebijakan yang berpihak kepada kelompok masyarakat yang rentan, meningkatkan akses terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan, serta mempromosikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan merata.

  • Kompleksitas kemiskinan

Kompleksitas kemiskinan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan sulitnya memberantas kemiskinan di dunia secara menyeluruh. Kemiskinan bukanlah masalah tunggal yang dapat diselesaikan dengan solusi sederhana. Sebaliknya, kemiskinan melibatkan berbagai dimensi dan faktor yang saling terkait.

Siklus kemiskinan yang sulit diputus, ketimpangan ekonomi yang tinggi, serta faktor-faktor diskriminasi dan ketidakstabilan sosial menjadi kendala dalam mencapai tujuan pengentasan kemiskinan. Selain itu, kompleksitas regional dan perbedaan kondisi antarnegara juga menjadi tantangan tersendiri.

Untuk mengatasi kompleksitas ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan tindakan untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan, perawatan kesehatan, pekerjaan yang layak, serta mengurangi ketimpangan ekonomi. Menumbuhkan kesadaran mengenai faktor-faktor kompleks yang menyebabkan kemiskinan dan memperkuat kerjasama global adalah penting dalam upaya global untuk memberantas kemiskinan secara menyeluruh.

  • Lingkungan dan perubahan iklim

Lingkungan dan perubahan iklim memiliki dampak yang luas dan kompleks terhadap masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam di seluruh dunia, seperti banjir, kekeringan, badai, dan gempa bumi. Bencana alam yang terjadi dapat menghancurkan mata pencaharian, infrastruktur, dan sumber daya produktif, serta menjatuhkan masyarakat yang sudah rentan ke dalam kemiskinan yang lebih dalam.

Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim tentunya dapat memengaruhi sumber daya alam yang merupakan mata pencaharian utama bagi banyak orang. Misalnya, perubahan pola curah hujan dan peningkatan kekeringan dapat menyebabkan penurunan produktivitas pertanian, kegagalan panen, dan peningkatan kelaparan di wilayah pedesaan. Demikian pula, perubahan suhu laut dapat memengaruhi sektor perikanan dan memengaruhi mata pencaharian nelayan yang bergantung pada tangkapan ikan. Ketidakstabilan sumber daya alam ini secara langsung berdampak pada kemiskinan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar.

  • Konflik dan ketidakstabilan

Konflik dan ketidakstabilan politik menjadi faktor yang signifikan dalam menjadikan pengentasan kemiskinan sulit di dunia. Keberadaan konflik bersenjata, perang saudara, dan ketidakstabilan politik menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi upaya pengurangan kemiskinan. Konsekuensinya adalah penghancuran infrastruktur, kerugian ekonomi, pengungsi massal, dan gangguan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.

Selain itu, ketidakstabilan politik juga dapat menghambat investasi asing, pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan ketidakpastian dalam lapangan kerja. Kombinasi dari ketidakstabilan ekonomi, kerentanan sosial, dan gangguan akses terhadap sumber daya menyebabkan masyarakat miskin terjebak dalam siklus kemiskinan.

Dalam rangka mengatasi situasi tersebut, sangat penting untuk mendorong perdamaian, membangun institusi yang stabil, dan menjamin keadilan sosial guna menciptakan lingkungan yang mendukung dalam usaha mengurangi kemiskinan secara berkelanjutan.

Untuk mencapai tujuan global dalam hal memberantas kemiskinan, telah dilakukan berbagai upaya yang melibatkan pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Terdapat banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia, seperti: membentuk program penanggulangan kemiskinan, investasi dalam pendidikan dan keterampilan, meningkatkan pemberdayaan ekonomi, dan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan.

Salah satu upaya yang signifikan untuk mengurangi kemiskinan global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia adalah melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals (SDGs)). SDGs adalah serangkaian tujuan yang disepakati secara global oleh anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 untuk dicapai pada tahun 2030. SDGs memiliki total 17 tujuan dan 169 target yang bertujuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh di seluruh dunia. SDGs menggantikan Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals (MDGs)) yang berakhir pada tahun 2015.

SDGs mencakup berbagai isu yang menjadi tantangan global, termasuk namun tidak terbatas pada: pengurangan kemiskinan, pemberantasan kelaparan, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan, pendidikan yang berkualitas, kesetaraan gender, akses terhadap air bersih dan sanitasi, pengembangan energi terbarukan, pertumbuhan ekonomi yang inklusif, perlindungan lingkungan, dan mitigasi perubahan iklim.

Tujuan SDGs memiliki keterkaitan dan saling memengaruhi satu sama lain. Hal ini berarti bahwa pembangunan berkelanjutan tidak dapat dicapai hanya melalui pendekatan sektoral atau fokus pada satu isu saja. SDGs menyediakan suatu kerangka kerja yang komprehensif dan menyeluruh yang mencerminkan hubungan yang saling terkait antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. SDGs menyoroti pentingnya kerjasama dan partisipasi semua pemangku kepentingan, seperti pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, masyarakat sipil, dan individu. Untuk mencapai SDGs, diperlukan kolaborasi yang melibatkan implementasi kebijakan yang efektif, investasi berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, inovasi teknologi, dan dukungan finansial.

Pemerintah, organisasi internasional, dan komunitas global telah berkomitmen untuk mencapai SDGs pada tahun 2030. Komitmen ini melibatkan tindakan konkret, seperti pengembangan kebijakan yang berkelanjutan, alokasi sumber daya yang tepat, penguatan lembaga, peningkatan kapasitas, pemantauan dan evaluasi kemajuan, serta partisipasi aktif dari seluruh masyarakat dalam mencapai tujuan-tujuan ini. SDGs memiliki tujuan dan prinsip yang luas untuk mewujudkan visi dan misi menciptakan dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan inklusif bagi semua individu, serta menginspirasi upaya global untuk membawa perubahan positif untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia.

Meskipun tidak mungkin menghapuskan kemiskinan global sepenuhnya, hal ini bukan berarti bahwa tidak ada tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penting untuk diingat bahwa mengatasi kemiskinan global secara sepenuhnya merupakan tantangan yang kompleks dan memerlukan waktu yang panjang. Dengan menerapkan berbagai upaya, termasuk SDGs, serta melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga internasional, sektor swasta, dan masyarakat sipil, langkah-langkah konkret dapat diambil untuk mengurangi kemiskinan.

Walaupun upaya global dan SDGs memberikan landasan yang penting, diperlukan konsistensi dalam implementasi kebijakan, alokasi sumber daya yang memadai, dan peningkatan kolaborasi antar negara untuk mencapai hasil yang signifikan. Mengurangi ketimpangan ekonomi, memperkuat sistem pendidikan dan kesehatan, dan memberdayakan kelompok yang rentan adalah langkah penting dalam mengurangi kemiskinan global.

Dalam upaya mencapai penghapusan kemiskinan global, penting untuk mengatasi tantangan struktural, seperti konflik bersenjata, ketidakstabilan politik, dan perubahan iklim yang dapat memengaruhi upaya pengentasan kemiskinan. Menghadapi tantangan-tantangan ini memerlukan upaya kolaboratif yang berkelanjutan dari seluruh komunitas global. Dengan adanya komitmen yang kuat dan upaya bersama, ditambah dengan implementasi yang efektif dari SDGs, kemiskinan global dapat dikurangi secara signifikan dan menuju menuju dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun