Mohon tunggu...
Jonathan Mangatur
Jonathan Mangatur Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Sinefil

Dikasi Tahu Malah Dimakan Dipikir Pikir ngapain Dipikir Baru Mau Tau Tapi Lama Tau Dikasih Cobaan malah Dicobain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Museum Keraton Surakarta: Linimasa Gambaran Perkembangan Budaya di Tanah Jawa

23 Desember 2022   01:51 Diperbarui: 23 Desember 2022   02:26 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara sekian banyak koleksi peninggalan yang ada didalam ruang XII terdapat sebuah kayu berbentuk kepala raksasa yang digunakan sebagai penghias perahu yang disebut perahu Kyai Rojomolo pada zaman Pakubuwono IV. Tidak jauh di sebelahnya terdapat juga sebuah dayung yang digunakan sebagai kemudi perahu. 

Pakubuwono IV konon menggunakan perahu ini untuk menyusuri (Sungai) Bengawan Solo menuju Pulau Madura untuk menikah dengan putri dari Pamekasan (Madura), Arca Kyai Rojomolo. Salah satu peninggalan tertua di museum tersebut adalah kereta emas peninggalan  Pakubuwono II saat keraton masih berada di Kartosuro pada tahun 1746. Kereta emas ini bernama Kyi Gruda, pemberian dari kereta perang VOC Hindia Belanda ke Kemas Buwono II.

Di tengah kawasan museum terdapat  mata air bernama Sendang Songo. Disebut Sendang Songo karena tempat tersebut pernah digunakan untuk semedi Susuhunan Paku Buwono IX ketika ia meminta seorang putra yang nantinya akan menggantikannya sebagai kepala Keraton Kasunanan di Surakata Hadiningrat.

Bila dilihat dengan seksama terlihat sebuah bangunan dengan batang pohon berdiri dibawahnya, tentu saja bukan melainkan sebuah Sumur yang dimaksud  (dokpri)
Bila dilihat dengan seksama terlihat sebuah bangunan dengan batang pohon berdiri dibawahnya, tentu saja bukan melainkan sebuah Sumur yang dimaksud  (dokpri)

Mengunjungi museum memudahkan wawasan tentang peradaban masa lalu, yang tentunya dapat menambah pemahaman tentang sejarah, adat istiadat dan budaya dari setiap situs warisan yang ada dan diharapkan dapat meningkatkan kecintaan kita terhadap tradisi, adat istiadat dan tata krama budaya asli negara kita tercinta, Indonesia.

Jika pengunjung datang pada tanggal dan hari yang tepat, maka pengunjung bisa ikut menyaksikan upacara adat yang biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya ketika upacara menyambut malam satu suro, dan juga upacara perayaan kenaikan Nabi Muhammad SAW diadakan. 

Upacara budaya dari keraton ini juga mengajarkan kepada pengunjung tentang banyak hal. Salah satunya adalah tentang budi luhur dan keharusan untuk selalu bersyukur kepada semesta, sebab telah diberikan kesehatan dan rezeki yang berlimpah.

Referensi:

Ipung. (2012). Museum Keraton Surakarta Hadiningrat. Tabloid Pamor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun