Mohon tunggu...
Jonathan Diego Susanto
Jonathan Diego Susanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

halo

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kunjungan ke Pondok Pesantren Membangun Toleransi

21 November 2024   00:50 Diperbarui: 21 November 2024   01:10 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyambutan (sumber : penulis)

"Sebab agama melarang adanya perpecahan, bukan perbedaan" -- Gus Dur  

Ekskursi Kolese Kanisius 2024 merupakan acara yang diadakan sekali setiap tahun dengan tujuan memperkenalkan para siswa kepada kebudayaan dunia di luar sekolah. Pada acara ini, para siswa angkatan 2025 dibagi menjadi kelompok kelompok yang akan mengunjungi pondok pesantren yang tersebar di pulau Jawa. 

Salah satu pondok pesantren yang dikunjungi adalah pondok pesantren Bismillah yang berlokasi di Serang, Banten. 

Dalam kunjungan ini, para pelajar dari Kolese Kanisius diajak untuk hidup berdampingan dengan para santri dan santriwati pondok pesantren. Mereka akan mengikuti jadwal kegiatan sehari-hari yang akan dijalankan oleh para santri. 

Kunjungan ke pondok pesantren bismillah merupakan pengalaman yang membuka mata batin. Kunjungan ini merupakan kali pertama bagi banyak untuk mengunjungi pondok pesantren. Pada saat baru sampai, para kanisian disambut dengan ramah ke dunia yang sangat berbeda dari kehidupan di rumah. 

Pondok pesantren bismillah merupakan sebuah institut pendidikan yang memiliki gaya hidup yang berlandas atas kesederhanaan. Hal yang mengagumkan dari pondok pesantren ini adalah cara mereka bisa menemukan kebahagiaan batin lewat keterbatasan-keterbatasan yang ada. 

Salah satu hal yang cukup menarik adalah budaya makan mereka. Salah satu kebiasaan dalam pondok pesantren ini adalah kebiasan satu piring dibagi untuk dua sampai tiga orang. Hal ini cukup menarik bagi pendatang dari kanisius karena kebiasaan satu piring hanya untuk makan satu orang saja. Selain itu,  para santri juga memiliki kebiasaan untuk tidur di lantai karena keterbatasan jumlah ranjang. 

Kegiatan mengaji (sumber : penulis)
Kegiatan mengaji (sumber : penulis)

Hal menarik kedua terletak pada kebiasaan beribadah para santri. Setiap hari, mereka melakukan kebiasaan mengaji. Mengaji adalah sebuah kegiatan yang dilakukan para santri untuk memupuk ilmu mengenai bahasa Arab dari berbagai kitab yang berasal dari agama Islam. 

Para santri dan santriwati setiap hari bangun pada pukul 04.00 kemudian berkumpul untuk mengaji. Pengajian dimulai dengan sebuah doa singkat yang dipimpin oleh salah satu santri kemudian diikuti oleh sesi pengajian yang dipimpin oleh ustad setempat.  

Sesi pengajian berlangsung sampai pukul 06.00, kemudian dilanjutkan dengan sesi makan yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Setelah makan, para santri dan santriwati masuk ke kelas pada sekitar pukul 07.00 untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). 

KBM berlangsung hingga pukul 12.30, kemudian para santri dan santriwati dipersilahkan istirahat. Pada sore hari, ada sesi mengaji. Para santri dan santriwati belajar lagi mengenai cara membaca huruf-huruf dalam bahasa Arab yang tertera pada kitab kuning.

 Hal yang menarik dari bahasa Arab adalah bahwa ternyata agar seseorang bisa fasih dalam bahasa Arab diperlukan waktu selama kurang lebih 3 tahun. Kedisiplinan yang ditumbuhkan dalam diri para santri dan santriwati selama waktu di pesantren sungguh mengagumkan. Mereka diajak untuk konsisten dalam segala rutinitas akademik dan beragama. 

Salah satu budaya lain yang cukup menarik dari pondok pesantren bismillah adalah budaya belajar bahasa Inggris. Setiap sore, para santri dan santriwati akan berkumpul di lapangan bawah sekolah untuk belajar kosakata bahasa Inggris. 

Pada saat kunjungan ke pondok pesantren bismillah, para pelajar dari kolese kanisius diberikan kesempatan untuk mengajari beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Inggris pada kehidupan sehari-hari. 

penyerahan hadiah (sumber : penulis)
penyerahan hadiah (sumber : penulis)

Selama kunjungan tiga hari ke pondok pesantren bismillah, ada beberapa nilai yang bisa dipetik para pelajar Kolese Kanisius. Nilai pertama yang didapatkan adalah mengenai keberagaman agama. 

Keberagaman agama tidak menjadi penghalang  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, melainkan sebuah katalis yang mempromosikan keberagaman. Dengan masyarakat yang bersifat plural, setiap individu yang menjadi bagian dari masyarakat tersebut bisa mendapatkan pengetahuan dan perspektif baru mengenai berbagai hal. 

Hal ini disebabkan karena latar belakang dari setiap individu berbeda-beda dan unik. Interaksi yang terjadi antara dua individu atau lebih bisa membuat pertukaran pikiran, perspektif, dan budaya yang baru sehingga semua pihak yang terlibat dalam interaksi bisa mempelajari hal baru. Fenomena seperti inilah yang membuat kehidupan seseorang menjadi lebih berwarna. 

Kunjungan ke pondok pesantren Bismillah juga memupuk nilai toleransi antar umat beragama. Pada saat kunjungan ke pondok pesantren, terjadi pertemuan antara dua kelompok yang sangat berbeda dari segi gaya hidup dan budaya.

 Kelompok dari Kolese Kanisius yang lebih terbiasa dengan kehidupan kota dan berelasi dengan masyarakat plural. Di sisi lain, warga pesantren yang terdiri atas santri dan santriwati belum pernah berelasi dengan kelompok yang memiliki keberagaman agama. Hal ini disebabkan mayoritas masyarakat di daerah Serang terdiri dari warga beragama Islam. 

Dengan kebudayaan yang berbeda-beda bersatu, kedua belajar untuk bisa saling menghargai agar bisa hidup berdampingan walaupun hanya dalam jangka waktu pendek. Para pelajar dari Kolese Kanisius jadi memiliki wawasan yang lebih baik mengenai agama Islam dan gaya hidup yang bersangkutan, seperti sholat lima waktu, mengaji, dan sebagainya. 

Di sisi lain, semua pelajar Kolese Kanisius yang mengunjungi pondok pesantren Bismillah merasa dihargai dan disambut dengan ramah. Sebagai hasil, kedua kelompok bisa hidup berdampingan selama waktu yang tersedia dengan rukun. 

Kunjungan ke pondok pesantren ini memiliki pesan yang cukup penting untuk bangsa Indonesia. Di tengah zaman yang sedang kurang jelas dan penuh kebimbangan, perpecahan bangsa hanya akan menimbulkan masalah. Namun, masih ada banyak kasus rasisme yang bertebaran di sekitar media sosial yang berkaitan dengan diskriminasi agama, ras, dan sebagainya. 

Hal tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang diwariskan oleh para pendiri negara Indonesia. Mungkin jika mereka melihat bangsa Indonesia sekarang, mereka akan kecewa. Oleh karena itu, acara kunjungan ini menjadi salah satu momen penting untuk memulai perubahan. 

Para pelajar yang terlibat dalam kunjungan ini telah menunjukkan kepada dunia bahwa hidup berdampingan dengan agama lain secara rukun bukanlah hal mustahil. Bahkan, perasaan tersebut tidak akan ada jika bisa menemukan kesamaan. 

Kesamaan-kesamaan tersebut bisa hadir dalam cara berpikir. "Kita sama-sama manusia", "Semua manusia tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah", "Kita semua terlahir pada tanah air Indonesia", adalah beberapa pemikiran yang mendasari kesamaan pada keberagaman.  

Setelah sudah ditemukan kesamaan dalam keberagaman, langkah selanjutnya adalah toleransi. Ada sebuah pepatah dari surat Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi "Lakum dinukum waliyadin", yang berarti bagiku agamaku dan bagimu agamamu. 

Setiap agama memiliki budaya dan gaya hidup masing-masing. Sebagai umat beragama baik, gaya hidup tiap umat beragama perlu dihargai. Jika ada umat Islam yang sedang sholawat, biarkanlah. Jika ada umat Katolik yang sedang doa salam maria, biarkanlah. 

Jika ada umat Hindu yang sedang mengucapkan mantra, biarkanlah. Oleh karena itu, dalam menjalani kehidupan beragama, membangun kerukunan antar umat beragama yang bersifat plural merupakan hal esensial sebagai orang Indonesia. "Sebab agama melarang adanya perpecahan, bukan perbedaan" -- Gus Dur  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun