Mohon tunggu...
Jonathan Diego Susanto
Jonathan Diego Susanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

halo

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kunjungan ke Pondok Pesantren Membangun Toleransi

21 November 2024   00:50 Diperbarui: 21 November 2024   01:10 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesi pengajian berlangsung sampai pukul 06.00, kemudian dilanjutkan dengan sesi makan yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Setelah makan, para santri dan santriwati masuk ke kelas pada sekitar pukul 07.00 untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). 

KBM berlangsung hingga pukul 12.30, kemudian para santri dan santriwati dipersilahkan istirahat. Pada sore hari, ada sesi mengaji. Para santri dan santriwati belajar lagi mengenai cara membaca huruf-huruf dalam bahasa Arab yang tertera pada kitab kuning.

 Hal yang menarik dari bahasa Arab adalah bahwa ternyata agar seseorang bisa fasih dalam bahasa Arab diperlukan waktu selama kurang lebih 3 tahun. Kedisiplinan yang ditumbuhkan dalam diri para santri dan santriwati selama waktu di pesantren sungguh mengagumkan. Mereka diajak untuk konsisten dalam segala rutinitas akademik dan beragama. 

Salah satu budaya lain yang cukup menarik dari pondok pesantren bismillah adalah budaya belajar bahasa Inggris. Setiap sore, para santri dan santriwati akan berkumpul di lapangan bawah sekolah untuk belajar kosakata bahasa Inggris. 

Pada saat kunjungan ke pondok pesantren bismillah, para pelajar dari kolese kanisius diberikan kesempatan untuk mengajari beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Inggris pada kehidupan sehari-hari. 

penyerahan hadiah (sumber : penulis)
penyerahan hadiah (sumber : penulis)

Selama kunjungan tiga hari ke pondok pesantren bismillah, ada beberapa nilai yang bisa dipetik para pelajar Kolese Kanisius. Nilai pertama yang didapatkan adalah mengenai keberagaman agama. 

Keberagaman agama tidak menjadi penghalang  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, melainkan sebuah katalis yang mempromosikan keberagaman. Dengan masyarakat yang bersifat plural, setiap individu yang menjadi bagian dari masyarakat tersebut bisa mendapatkan pengetahuan dan perspektif baru mengenai berbagai hal. 

Hal ini disebabkan karena latar belakang dari setiap individu berbeda-beda dan unik. Interaksi yang terjadi antara dua individu atau lebih bisa membuat pertukaran pikiran, perspektif, dan budaya yang baru sehingga semua pihak yang terlibat dalam interaksi bisa mempelajari hal baru. Fenomena seperti inilah yang membuat kehidupan seseorang menjadi lebih berwarna. 

Kunjungan ke pondok pesantren Bismillah juga memupuk nilai toleransi antar umat beragama. Pada saat kunjungan ke pondok pesantren, terjadi pertemuan antara dua kelompok yang sangat berbeda dari segi gaya hidup dan budaya.

 Kelompok dari Kolese Kanisius yang lebih terbiasa dengan kehidupan kota dan berelasi dengan masyarakat plural. Di sisi lain, warga pesantren yang terdiri atas santri dan santriwati belum pernah berelasi dengan kelompok yang memiliki keberagaman agama. Hal ini disebabkan mayoritas masyarakat di daerah Serang terdiri dari warga beragama Islam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun