Ada yang tak biasa dalam cerita perjalanan saya kali ini. Snorkeling melihat kehidupan bawah laut itu sudah biasa, melihat ikan berukuran kecil sampai sedang berseliweran lalu memotret warna-warni terumbu karang. Berenang dengan ubur-ubur tak menyengat? Biasa, saya sudah pernah melakukannya.
Cerita yang tak biasa itu adalah snorkeling dengan pari manta. Tentu saja ini adalah pengalaman pertama saya bertemu dengan makhluk ini dan juga salah satu bucketlist saya. Beruntung saya bisa menyelesaikan bucketlist itu ketika perjalanan ke Raja Ampat. Awalnya tidak mengira punya kesempatan bertemu pari manta. Karena dari yang saya tahu ikan ini bukan ikan biasa alias langka yang hanya di waktu tertentu kita bisa melihatnya.
Pak James memberitahu saya bahwa di Raja Ampat hampir setiap saat kita bisa ketemu dengan manta. Bahkan, pernah pari manta berenang di sekitar jetty dan pantai Pulau Kri! Betapa kayanya Raja Ampat.
Lalu jadilah kami pergi ke Manta Sandy, tempat di mana pari manta suka berkumpul di dekat Pulau Arborek. Kami pergi di pagi hari sekali, karena katanya ikan ini tidak terlalu suka matahari dan kalau pagi mereka berenang di permukaan untuk makan.
Di perjalanan, saya sedikit gugup. Bagaimana sih wujud ikan ini? Apakah mereka bisa menggigit? Pak James menenangkan saya dan berkata bahwa nanti dia akan menemani saya turun. Namanya juga pertama kali ya..
Sesampainya di Manta Sandy, kapal belum berhenti, Nando dan Kak Jovan sibuk mencari tanda-tanda sang pari manta sedangkan Pak James terus mengatur kecepatan kapal.
“Itu dia tuh mantanya, itu yang kelihatan sirip punggungnya..” teriak mereka bertiga sambil membantu kami menunjukkan keberadaan manta tersebut.
Sedikit susah untuk melihat tonjolan sirip kecil di laut, apalagi belum pernah melihat sebelumnya. Akhirnya setelah kapal sedikit mendekat, terlihatlah sirip itu. Berjalan kesana-kemari, timbul dan tenggelam. Bentuknya seperti sirip ikan hiu, tapi ini jauh lebih kecil.
Melihatnya dari atas kapal membuat saya semakin penasaran. Awalnya berniat untuk terjun langsung ke laut, tapi tiba-tiba jadi berpikir dua kali untuk terjun pertama kali. Bukan takut, alasannya adalah mempersilahkan dahulu orang yang lebih berpengalaman untuk terjun lebih dahulu..#AlasanYangCerdas
Byurrrrr!
Akhirnya saya terjun dan berenang mengekor di belakang Pak James. Ikan pari yang tadi kami lihat dari atas kapal sudah berpindah jauh. Jantung berdebar-debar, apakah ini yang dikatan cinta? penasaran bagaimana rupa si manta.
Tidak lama kemudian terlihatlah ikan raksasa itu. Badannya besar dan lebar, warnanya ada yang hitam pekat dan putih. Kira-kira ada lima ekor yang sedang berenang menuju ke arah kami. Gaya renang pari manta sangatlah anggun, badannya mengayun-ayun bagaikan burung yang terbang di udara. Geraknya pelan seperti mengikuti irama lagu. Mulutnya besar dan terbuka lebar sekali. Ternyata pada saat itu mereka sedang sarapan!
Maaf mengganggu sarapannya ya manta, kami hanya ingin mengambil gambar lalu upload di Instagram biar gaul dan kece.
Jarak pandang di dalam laut sangat kabur. Banyak seperti bintik-bintik putih di sekitar kami. Tanpa ditanya, Pak James memberitahu bahwa ini karena jumlah plankton yang sangat banyak, dan plankton inilah yang menjadi makanan sarapan si manta.
Ada satu manta berwarna hitam yang paling besar diantara kawanannya yang tiba-tiba berenang mendekati saya. Entah kenapa dia membuka lebar-lebar mulutnya sambil berenang semakin mendekat ke saya. Jantung mulai berdebar kencang, kali ini memang benar-benar takut. Saya pun diam, menyodorkan kamera ke depan dan bersiap untuk memfoto. Jaraknya sudah tinggal beberapa meter dari saya. Dia terus mendekat dan mendekat hingga jarak hanya beberapa centimeter dan dalam sekejap manta itu menukik ke bawah.
Luar biasa!
Saya tidak tahu apakah manta itu mengira saya adalah plankton (raksasa) dan tersadar begitu mendekat ternyata seorang pria yang tulus hatinya dan masih polos atau dia hanya membuat manuver tersebut agar saya bisa mengabadikannya. Itu adalah pengalaman yang menakjubkan!
Kawanan pari manta itu berangsur-angsur berenang semakin dalam ke lautan. Itu tandanya mereka sudah selesai sarapan, siap untuk kembali mengarungi lautan luas. Kami pun kembali ke kapal dengan suatu pengalaman yang tidak akan terlupakan. Rasanya ingin berlama-lama melihatnya, mengagumi ciptaan Tuhan yang sungguh hebat.
Let’s Explore the Beauty of Indonesia!
Monggo mampir ke blog saya kalau mau baca-baca cerita perjalanan lainnya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H