Mohon tunggu...
Jonathan Arie
Jonathan Arie Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Manchester is Red

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Kolese Kanisius Jakarta Membangun Toleransi Melalui Ekskursi Agama

24 November 2024   23:22 Diperbarui: 24 November 2024   23:26 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Itu hanya dapat dicapai dengan pengertian." -- Albert Einstein.

Quote ini mengingatkan kita betapa pentingnya saling memahami untuk menciptakan harmoni. Hal ini terasa nyata ketika SMA Kolese Kanisius Jakarta mengadakan ekskursi agama dan saya akan menceritakan kelompok saya yang ekskursi ke Pesantren Muhammadiyah Al Furqon di Tasikmalaya. Bagi kami, siswa yang mayoritas beragama Katolik, pengalaman ini menjadi perjalanan lintas agama yang penuh makna.

Perjalanan kami dimulai dengan semangat tinggi. Setibanya di pesantren, suasana berbeda langsung terasa. Kehidupan di sini sederhana tetapi sangat teratur. Para santri menyambut kami dengan senyum ramah. Setiap pagi dimulai dengan doa bersama, dilanjutkan dengan berbagai kegiatan, mulai dari kelas hingga olahraga. Selama beberapa hari, kami menjadi bagian dari komunitas mereka makan bersama, berbagi cerita, hingga bermain futsal di sore hari.

Saat malam tiba, kami diajak mengikuti kajian agama. Meski berbeda keyakinan, kami duduk bersama, mendengarkan dengan penuh rasa hormat. Salah satu momen paling mengesankan adalah saat kami berbincang santai sebelum tidur, berbagi cerita tentang tradisi masing-masing. Obrolan ini tidak hanya memperkaya pemahaman, tetapi juga mempererat persahabatan.

Pesantren Al Furqon memiliki suasana yang khas. Bangunan sederhana dengan lantai bersih, suara azan yang menggema dari masjid, serta pemandangan santri yang sibuk belajar di serambi. Tidak ada ponsel atau internet yang mendominasi hari-hari mereka. Sebaliknya, waktu mereka diisi dengan aktivitas yang bermanfaat: belajar, berolahraga, hingga mendalami seni bela diri seperti silat.

Kami terkesan dengan bakat mereka. Dalam pertandingan futsal dan basket, mereka menunjukkan skill luar biasa, bahkan mengalahkan tim kami. Di waktu senggang, beberapa santri mengajak kami bermain catur dan scrabble, memperlihatkan kecerdasan serta kreativitas mereka. Kehidupan yang penuh disiplin ini membuka mata kami tentang cara lain dalam menikmati hidup, tanpa ketergantungan pada teknologi.

Kami juga memperhatikan bagaimana kebiasaan hidup mereka yang sederhana, seperti berbagi tugas dalam menjaga kebersihan pesantren dan membantu teman, mencerminkan nilai-nilai tanggung jawab yang kuat. Aktivitas sehari-hari ini memberikan inspirasi bagi kami untuk lebih menghargai waktu dan membangun kebiasaan positif di lingkungan kami sendiri.

Ekskursi ini bukan sekadar kunjungan, melainkan pengalaman yang memperluas wawasan dan membangun toleransi. Di tengah perbedaan agama dan budaya, kami menemukan banyak kesamaan: semangat belajar, kehangatan dalam persahabatan, serta nilai-nilai kehidupan yang universal seperti kejujuran, kerja keras, dan saling menghormati.

Dalam dunia yang sering kali terpecah oleh perbedaan, kegiatan seperti ini menjadi jembatan. Kami belajar untuk memahami, bukan hanya dari buku, tetapi langsung dari interaksi dengan mereka yang berbeda. Toleransi bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga menghargai dan belajar darinya.

Selain itu, kegiatan ini menciptakan ruang untuk dialog antaragama yang santai tetapi mendalam. Kami berbincang tentang tantangan yang dihadapi masing-masing komunitas dan bagaimana agama menjadi kekuatan positif dalam kehidupan. Diskusi ini mengajarkan kami untuk tidak hanya menghormati, tetapi juga merayakan keberagaman.

Menurut Gus Dur, "Agama seharusnya menjadi inspirasi untuk perdamaian, bukan konflik." Pendapat ini sejalan dengan pengalaman kami selama di pesantren. Kami melihat bagaimana agama menjadi landasan bagi para santri untuk membangun karakter yang kuat, menjalani hidup dengan penuh rasa hormat, dan menjaga kedamaian di tengah perbedaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun