Mohon tunggu...
Ian Lius
Ian Lius Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vandalisme dan Street Art

19 Mei 2017   10:58 Diperbarui: 19 Mei 2017   11:15 2426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernakah anda melihat coretan di dinding-dinding, pohon, batu atau pada bangunan yang tak berpenghuni? Apakah itu merupakan salah satu bentuk dari vandalisme? Vandalisme itu sendiri merupakan bentuk pengerusakan properti milik seseorang maupun properti umum tanpa adanya persetujuan dari pemilik properti. Tetapi vandalisme yang terjadi di masyarakat Indonesia selalu diidentikan dengan grafiti. Mungkin setiap hari kita selalu menemukan coret-coretan graffiti yang sering menghiasi tembok, pohon, tiang listrik, bahkan meja di sekolah, coretan-corentan inilah yang disebut vandalisme grafiti.

Grafiti sendiri sering menjadi salah satu sarana yang dapat mengekspresikan suara dari pelaku atau beberapa gologan tertentu bahkan suara dari masyarakat. Walaupun banyak pelaku grafiti yang cuma sebatas coret-mencoret tanpa memikirkan keindahan dari grafiti tersebut. Misalnya tulisan kasar yang betuliskan atau bergambarkan hal yang tidak sedap untuk dibaca maupun dilihat. Selain itu juga tulisan yang sering ditulis di fasilitas umum itu biasanya juga nama atau julukan dari sang pelaku vandalisme grafiti.

Banyak orang yang telah menjadi korban vandalisme grafiti, tidak hanya terkena kerugian material tetapi juga kerugian non material. Kerugian material yang dialami korban vandalisme adalah seperti tembok, kaca, pintu, dan lain sebagainya. Sedangkan kerugian non material adalah perasaan kesal, marah, ingin berkata kasar, waktu untuk mengecat kembali apa yang sudah di coret dan sebagainya.

untitled-3-591e6b746d7e616d1f6e0466.jpg
untitled-3-591e6b746d7e616d1f6e0466.jpg
Vandalisme grafiti ini sering terjadi namun cuma sedikit saja pelaku yang tertangkap basah melakukan aksi tersebut, Kenapa? Karena biasanya pelaku vandalisme ini melakukan aksinya pada saat kegiatan demontrasi sehingga mendapatkan perlindungan dari kelompok yang melakukan aksi demonstrasi tersebut, sering juga pada tempat yang sepi tanpa pengawasan warga dan pada tengah malam atau dini hari dimana masyarakat sekitar sedang beristirahat. Pelaku vandalisme grafiti di Indonesia ini sering menggunakan cat kalengan semprot yang mudah didapat pada toko bangunan. Cat kalengan semprot ini ringan dan praktis digunakan untuk mengecat selain itu juga cat kalengan semprot ini mudah dibawa kemana-mana dan mudah juga untuk dibuang ataupun disembunyikan.

untitled2-591e6b9a4b7a61ee0afca7b2.jpg
untitled2-591e6b9a4b7a61ee0afca7b2.jpg
Pro dan kontra street art dalam masyarakat. Banyak yang orang tidak menyukai street art dalam bentuk vandalisme tetapi ada juga yang menyukai grafiti sebagai seni dan menjadikanya sebagai daya tarik tersendiri. Contohnya kampung Jodiban atau biasa disebut kampung warna warni di kota malang dimana masyarakat disana bekerjasama dengan seniman grafiti dalam menciptakan seni pada diniding-dinding rumah masyarakat disana agar dapat menarik minat pengunjung agar berkunjung kesana.

Seringkali masyarakat sekitar tidak mengerti perbedaan antara street art dan vandalisme. Ketidak tahuan masyarakat sendiri sering mengecap street art adalah sebuah perbuatan vandalisme yang merugikan beberapa pihak. Maka dari itu artikel ini akan mengupas seperti apakah street art yang dapat diterima oleh masyarakat dan  yang tidak di terima oleh masyarakat.

Ketidaktahuan masyarakat menganggap street art adalah tindak dari vandalisme sehingga banyak dari street artist yang dicap negatif oleh masyarakat. Oleh sebab itu perbedaan tindakan vandal dan street art harus lebih disosialisasikan di masyarakat. Berikut ini adalah perbedaan antara vandal dan street art.

No.

Vandal

Street art

1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun