Mohon tunggu...
jonansaleh
jonansaleh Mohon Tunggu... Ilustrator - Hands are the second thought

Tangan adalah pena dari pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayup Pilu Senja Gurau

18 April 2024   18:08 Diperbarui: 18 April 2024   18:29 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja

Perlahan selepas penat, kami berbeda. Di ujung pertigaan. Saya ke sana, dia kemana. Gurau gurih, secepat berlalu. Ditutup utang besok dulu, Pak De. 

Kini langit yang kian tinggi, membalikkan matahari pada benamnya. Sengatnya tak lagi membuat peluh. Ia merendah, berpaling mengumpulkan tenaga untuk esok hari. Sebab harus pagi ia membangunkan yang lapar.

Kuning, merah, abu, dan bayu mengantar aku kembali ke rumah. Pun sahabatku, kuharap merah, abu, dan bayu mengayuhnya sampai ke rumah. Walau tanpa kuning. Ia tak suka warna itu. Lonceng kematian baginya. 

Sayup-Pilu

Gurau, senja. Kugendong di saku tas belakang. Tidak berat. Hanya perasaan ini, membebani.

 Perlahan, langkah dua kaki ini mendekati jendela. Belum kututup sedari pergi. Kutengok halaman belakang, seperti biasa, rerumputan yang selalu riang kala aku kembali. Beberapa nampak menertawakan ku. Aku tersenyum simpul, sinis. 

Depan pintu, berat tangan mengetuk. Tak terbiasa memang. Karena tak ada siapa pun juga di dalam. Hanya sandiwaraku. 

Dengan tangan kiri ini, jemari jempol dan telunjuk menempel kunci membuka pintu. 

Plong!!

KOSONG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun