Mohon tunggu...
Dr. Jolinda Johari
Dr. Jolinda Johari Mohon Tunggu... Dokter -

Ibu dengan satu orang anak yang bekerja sebagai dokter fulltime di Go Dok. Bagi saya menulis bukan pekerjaan tapi merupakan panggilan jiwa. Baca tulisan saya di www.go-dok.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anak Susah Makan Sayur? Coba Trik Berikut

4 April 2017   16:55 Diperbarui: 5 April 2017   01:30 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: http://www.thetabletogether.com

Sebagai orang tua, Anda kadang kala dibuat kesal oleh buah hati yang susah sekali makan sayur dan buah. Hal ini tentu harus mendapatkan perhatian khusus, karena jika tidak dibiasakan sejak dini, dapat menyebabkan si kecil kekurangan serat, nutrisi, dan mineral penting lainnya. Apa sih yang menyebabkan si kecil enggan makan sayur? Sebelum membahas apa yang menyebabkan anak susah makan sayur, terlebih dahulu Anda dapat bertanya langsung dengan dokter mengenai permasalahan kesehatan si kecil.

Berikut saya paparkan beberapa alasan umum yang perlu Anda ketahui:

1.Tidak memperkenalkan sayur sebagai bahan pangan yang menarik

Kebiasaan Anda dalam menyajikan sayuran dengan cara yang itu-itu saja akan membuat anak enggan mengonsumsinya. Karena pada masa kanak-kanak, buah hati akan lebih tertarik untuk mengonsumsi sesuatu yang unik dan menarik.

2. Tidak memberi contoh

Daripada memarahi anak karena ia enggan menyentuh sayuran yang disajikan, ada baiknya Anda mencontohkan terlebih dahulu kebiasaan sehat ini dengan rutin mengonsumsi sayuran setiap hari. Dengan melihat kebiasaan ini, anak akan merasa tertarik hingga akhirnya mau mencoba.

Setelah mengetahui penyebabnya, berikut beberapa trik yang dapat Anda coba untuk membiasakan si kecil makan sayur:

a. Tambahkan sayuran dalam makanan kesukaan anak

Langkah pertama yang dapat Anda coba adalah dengan menyisipkan sayuran ke dalam makanan favorit si kecil. Contoh, jika buah hati menyenangi pizza, buat sendiri pizza agar Anda dapat menambahkan sayuran sebagai toppingnya. Mudah, bukan?

b.Sajikan sayuran yang bervariasi dan menarik

Sebagian anak tidak menyukai sayur karena ibu selalu menyajikan sayur dengan jenis dan cara penyajian yang itu-itu saja. Tipsnya, mulai sajikan bahan pangan ini ke dalam bentuk karakter yang disukai anak. Selain itu, selalu ganti jenis sayur yang disajikan agar anak tidak merasa bosan.

c.Libatkan anak

Dengan aktif melibatkan buah hati mulai dari proses memilih hingga menyajikan, Anda secara tidak langsung telah meningkatkan semangat si kecil untuk mengonsumsi sayuran. Lho, kok bisa? Ini dikarenakan si kecil merasa bahwa apa yang disajikan di depannya merupakan pilihan dan hasil dari usahanya sendiri. Jadi, mulai saat ini, ajak anak memilih sayuran ke pasar atau libatkan ia di dapur untuk melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci dan menyiangi sayuran. Ayo, coba!

d.Sediakan sayur ketika anak sedang lapar

Ketika anak pulang dari sekolah atau sehabis bermain dengan temannya, mereka cenderung merasa lapar dan akan meminta sesuatu untuk dimakan. Momen inilah yang harus Anda manfaatkan. Sediakan makanan yang mengandung sayuran agar si kecil tidak mempunyai pilihan lain selain menyantap apa yang telah Anda berikan.  

e. Hindari kebiasaan memberi makanan penutup

Meskipun terlihat sederhana, kebiasaan memberi makanan penutup setiap habis makan akan membuat si kecil merasa bahwa makanan penutup lebih enak daripada makanan utama yang disajikan. Hasilnya, ia akan lebih memilih untuk tidak menghabiskaan sayuran agar tersisa ruang di perut untuk makanan penutup.

Membiasakan si kecil rajin mengonsumsi sayuran memang bukanlah hal yang mudah, namun juga tidak mustahil. Jadi, selamat berjuang, Bunda!

Ingin baca tulisan saya lainnya? Kunjungi www.go-dok.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun