Bahkan dalam podcast Faisal Akbar yang mengundang Muhaimin, beliau sangat terbuka untuk bisa konsolodasi dengan keluarga Gus Dur, meski Yenni Wahid tegas kekecewaan ayahnya terhadap strategi politik Muhaimin. Bahkan Cak Imin juga menawarkan posisi tertentu untuk keluarga Gus Dur jika mau diajak bekerjasama memenangkan PKB di pemilu berikutnya.
Perseteruan antara keluarga Gus Dur dan Muhaimin menjadi realitas politik domestik yang pada akhirnya menyangkut Gusdurian, nahdliyin, dan kaum nasionalis-moderat. Meski banyak agenda Gusdurian yang ke luar dari motif politik praktis, kesadaran anggota agar melek politik juga menentukan cita-cita Gusdurian untuk terus menegakan nilai-nilai prinsip yang selama ini dipegang.
Namun yang saya tangkap selama aktif di Gusdurian dan berbagai pandangan pengurus pusat, anggota diberikan kebebasan berpolitik tanpa harus memilih PKB. Sama halnya seperti sikap Gus Yahya ketika berpidato dalam acara muktamar NU di Lampung.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H