Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Penulis - Esais

Penulis buku dan penulis opini di lebih dari 150 media berkurasi. Penggagas Komunitas Seniman NU dan Komunitas Partai Literasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nilai Keadilan

7 Maret 2023   09:58 Diperbarui: 7 Maret 2023   10:04 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsistensi terhadap perwujudan prioritas keinginan yang dicapai merupakan nilai yang dianut seseorang. Nilai melekat pada sesuatu yang memiliki fungsi dan manfaat bagi masing-masing orang yang bersifat objektif. Itulah sebabnya nilai berkaitan dengan perasaan senang dan nyaman yang dijadikan tujuan manusia.

Kompleksitas nilai memiliki valuasi yang berbeda berdasarkan sudut pandang setiap orang. Emosi merupakan variabel utama dalam menangkap nilai yang sifatnya konkrit dan mutlak. Setiap orang punya parameter nilai berdasarkan persepsi memandang sesuatu. Jalur nilai melalui jiwa (emosi), bukan berdasarkan pikiran (akal).

Dorongan emosi merupakan nilai moralitas yang wajib dilakukan manusia. Nilai bergantung pada perilaku, bukan pada individu yang melakukan. Sehingga kebaikan dan keadilan punya pondansi sendiri tanpa syarat apa pun. Harus bisa dipisahkan antara perbuatan yang dibalut dengan motif tertentu.

Sesuatu yang bernilai biasanya menjadi prioritas pilihan. Namun nilai selalu tersembunyi di balik kenyataan dan diwujudkan dalam sesuatu yang melekat. Perbuatan adalah pengekspresian nilai, tapi tidak selalu perbuatan mengemban nilai. Objektivitas nilai tidak dapat diintervensi subjektivitas dalam menilai perbuatan atau barang.

Manusia tidak menciptakan nilai, tapi menemukannya. Kualitas nilai didapat manusia dari konsep rasa atau emosi yang dimaknai dan bisa diterapkan dalam hidup. Meskipun tidak semua orang bisa mengaplikasikan nilai yang didapatnya. Perbedaan nilai yang kemudian menciptakan kondisi ideal dalam kultur-sosial di masyarakat.

Pengalaman terhadap nilai lebih dahulu dikenal sebelum sesuatu yang ditemukan. Sehingga nilai tidak untuk dipahami, tapi diterapkan. Setiap orang akan menerapkan nilai secara berbeda berdasarkan konsep yang sudah dibangun. Perilaku atau tindakan seseorang akan menujukan tatanan nilai yang dianutnya. Nilai apa yang lebih diprioritaskan dalam hidup. Sehingga tindakan merupakan manifestasi dari nilai.

Konsep Keadilan

Keadilan merupakan nilai-nilai dasar sosial, bukan hanya mencapai kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga kebahagian orang lain. Dalam hubungan antar manusia ada beberapa aspek untuk mencapai tata nilai sosial seperti niat, tindakan, alat, dan hasil. Dalam bidang politik, keadilan dimaknai sebagai kondisi ideal yang nilainya bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat.

Ada nilai materialistik, sosial, religiusitas, dan kebudayaan. Aktualisasi konsep keadilan ada dalam bentuk kebijakan pemerintah yang ditandai dalam aturan hukum. Bentuk nilai materialistik adalah kesejahteraan masyarakat yang diukur dari kondisi terpenuhinya kebutuhan. Nilai sosial adalah kondisi aman dari konflik antar masyarakat. Nilai religiusitas adalah terpenuhuinya kebutuhan spiritualitas. Sementara nilai kebudayaan adalah terjaganya pola pikir masyarakat secara norma dan adab yang dianutnya.

Data terkait keadilan menyajikan indikator nilai politik. Tindakan yang diwujudkan dalam kebijakan memaknai keadilan memiliki perbedaan nilai secara universal. Fokus pengambilan kebijakan menandakan konsep keadilan dari nilai pemimpin tentang prioritas politik.

Nilai keadilan yang abstrak membentuk intensitas kebahagiaan masyarakat lebih panjang periodenya. Bentuk kebijakan yang mengutamakan nilai materialistik tidak bisa bisa dinikmati dalam jangka waktu yang lama. Seseorang akan lebih merasa dibagi keadilan jika diberikan aset daripada uang tunai.

Persepsi Keadilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun