Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah resmi mengirim surat ke FIFA terkait rencana Kongres Luar Biasa (KLB). PSSI terlebih dahulu akan mengadakan kongres biasa tanggal 7 Januari 2023 dan KLB baru akan dilaksanakan tanggal 18 Maret 2023. Tuntutan KLB didesak dari tindak lanjut arahan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Selain itu juga ada desakan dari klub Persis Solo dan Persebaya Surabaya untuk segera mengadakan KLB. Namun, KLB tidak serta membereskan problem di tubuh PSSI setelah Hasani Abdulgani membantah kabar bahwa exco sepakat mundur lewat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Artinya KLB kemungkinan hanya akan mengganti ketua umum dan beberapa exco di dalamnya.
Nama Kaesang Pangerap (putra Jokowi) yang juga ketua umum Persis Solo mencuat sebagai bakal calon ketua umum PSSI. Namun sebagai pemerhati komedi dan olahraga nasional, ketua umum PSSI hendaknya dipimpin oleh Vincent atau Desta. PSSI harus dipegang oleh seniman yang punya ide-ide segar memperbaiki sistem persepakbolaan nasional. Bukan hanya pembersihan organisasi dari praktek KKN, namun juga dari sudut pandang olahraga sebagai hiburan masyarakat.
Di mulai dari kehadiran komentator Liga 1 Indonesia yang diserahkan kepada Rispo dan Hifzi. Acara highlight sepak bola dan kuis yang akan dibawakan Dustin dan Mbak Yeyen. Serta liputan pertandingan yang akan dibawakan oleh Indra Frimawan dan Rigen. Setiap teknis penyiaran harus dipasrahkan kepada Saker (Satuan Kerja) - Tim Vindes - dari pengambilan gambar, editing, hingga teknologi VAR.
Mengenai TimNas Indonesia, Vincent dan Desta juga tidak perlu khawatir atas hengkangnya Shin Tae-yong akibat mundurnya Iwan Bule. Vincent yang merupakan fans Arsenal bisa melakukan lobi dengan Mikel Arteta atau Arsene Wenger. Sementara background Desta yang merupakan penggemar Liverpool bisa mendatangkan pelatih top seperti Jurgen Klopp.
Misalpun prestasi timnas Indonesia tidak sementereng Iwan Bule, minimal di tangan Vincent dan Desta, sepak bola bisa kembali lagi menjadi hiburan masyarakat. Anak-anak dan wanita tidak lagi takut datang ke stadion nonton sepak bola. Tidak ada lagi pintu stadion yang sengaja ditutup sementara stadion penuh sesak penonton dan dibombardir dengan gas air mata.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI