Sebab jika tidak, maka industri kelapa sawit Indonesia akan semakin tertinggal dari negara-negara lainya. Jika tidak melakukan peningkatan kemampuan dan daya saing di sektor (industri) prioritas, kita bukan saja tidak akan mampu mencapai target, namun justru akan digilas oleh negara-negara lain yang lebih siap di pasar global maupun domestik.
Digitalisasi Industri Kelapa Sawit
Sebagai pemain utama dalam industri kelapa sawit global, Indonesia perlu secepatnya berbenah. Efisiensi proses dan operasional mutlak segera dilakukan khususnya menyangkut kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak tenaga kerja seperti misalnya pekerjaan lapangan (infield activity) antara lain perawatan tanaman, perawatan lahan, kegiatan pemupukan, penyiangan, pemanenan dan pengangkutan buah hingga penimbangan dan sortasi. Hal ini mengingat di sektor ini ditengarai kerapkali terjadi inefisiensi waktu dan biaya.
Teknologi digital telah memudahkan banyak pekerjaan di industri sawit. Kini tak perlu lagi membuat data statistik yang dikumpulkan dari sejumlah kebun sawit secara manual. Kemudahan dan keunggulan lain dari teknologi digital adalah dapat mengcapture gambar atau foto dari tandan buah segar, selain juga lokasi kebunnya secara presisi dengan menggunakan tablet yang dapat mengakses GPS.
Dengan begitu, para manager lapangan tak hanya dapat dengan mudah melacak dan memantau aktivitas di kebun secara real-time, tapi mereka juga dapat melihat sendiri kualitas buah sawit dan mengetahui dengan tepat area mana saja yang mengalami masalah. Dan hebatnya, semua itu tak perlu kehadiran mereka di lapangan.
Selain kemudahan dalam mentransfer data dari lapangan ke lembar Excel di komputer dan juga membuat laporan mengenai kualitas buah sawit, digitalisasi juga memudahkan dalam mendata kehadiran karyawan dan pekerja lapangan untuk kemudian mengolah data tersebut untuk keperluan pengupahan dan insentif.
Pada prinsipnya penggunaan teknologi digital adalah mengganti proses manual dengan teknologi digital, sehingga dapat menekan biaya operasional, mempercepat pengiriman data dan informasi, menciptakan transparansi, dan menghindari manipulasi laporan. Sistem digital dapat menekan kecurangan karena terdapat kegiatan kontrol secara digital, sehingga akan tercipta efisiensi biaya dan membantu peningkatan produktivitas industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Catatan:
Karena terkendala masalah privasi, maka artikel ini telah mengalami beberapa perubahan (revisi). Informasi yang terkandung dalam artikel ini semata-mata ditujukan untuk memberikan edukasi kepada industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia agar segera berbenah dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H