Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Di Bukit Cinta Tak Boleh Ada Chikungunya

7 Juli 2023   19:54 Diperbarui: 7 Juli 2023   20:06 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 si kembar di bukit cinta, selfie

But hell, dua hari berlalu tapi demam kepala batu. Yang ada malah tambah nyeri sendi terutama di kaki, dan sakit kepala bagian tertentu saja. Sehari sebelumnya juga aku sudah curiga waktu mau ke kamar mandi lutut sangat nyeri saat berdiri dan jalan. Apa iya gejala tyfusnya nambah?

Maka ketika sehari kemudian demam yang sebenarnya  tak hebat-hebat amat, tidak seperti  tahun-tahun sebelumnya, tak kunjung reda, dan nyeri sendi serta sakit kepala menggila, aku telpon mantan bossku yang seorang dokter di Jakarta.

"Ah elo.., bego gak habis-habis. Itu mah Chikungunya. Liat aja, kalo besok lo gak bisa jalan, apalagi jalan, diri dah kalo bisa, artinya gue dokter bener. Ha..ha..ha..."

Busyet dah. Segawat itu, segirang itu (pinjem tagline iklan sarigendon). Buru-buru aku cari literasi soal Chikungunya. Yang kredensialnya kredible tentu saja. Oh, begitu to duduk perkaranya. Okelah...

Ada chat WA dari ibunya anak-anak esok paginya ketika benar kata dokter brengsek itu, kakiku lumpuh. "Pak, wali kelase Lintang njaluk dikirimi HPne kembar. Jare sesok arep do piknik."

"Yo dikirim to, paling meh ge pamer foto karo besti. Aku malah kena Chikungunya ket Minggu wingi."

"Ha..ha.. ha.. rasakno! Penak to? Aku yo wes tau. Sepuluh dina agek iso mlaku. Sewulan nyeri sendine agek ilang tuntas."

"Mbuh ah. Ndang dikirim hpne, mengko tak telpon kembar."

Kami memang sudah tidak hidup bersama. Aku di sini dia di sana. Tapi hubungan tetap biasa, termasuk dengan keluarga besarnya. Mamak sudah punya pacar yang kuacungi jempol karena tidak cemburu waktu tahun 2020 lalu Mamak dua bulan merawat dan tidur sekamar denganku saat dan pasca aku menjalani operasi batu ginjal kronis.

Dua jam kemudian aku menghubungi Dian - Lintang. Hpnya gak aktif. Satu jam berikutnya sama saja. Ah, dungu amat. Aku kenal Kyai mereka dan bagaimana beliau menjalankan aturan yang beliau buat: di pondok tidak ada santri yang diizinkan pakai hape. Di luar pondok silahkan. Acara piknik itu besok, bukan hari libur, artinya itu study lapangan. Dan gurunya tidak usah repot-repot bikin laporan ke wali santri. Otomatis mereka akan pamer evidence ke orangtua masing-masing. Cerdas!

Mamak chat lagi "Pak, kok hpne kembar bola-bali tak telpon ora aktif yo? Wes disampekke tenan karo tukange ojol opo ora yo?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun