Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Racun Jingga

17 April 2023   19:02 Diperbarui: 17 April 2023   19:05 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pergilah. Repot aku nanti kalau Anna kamu bikin kecewa lagi," kata Arfi, suami Anna.

***

Semua terus bergerak, disaksikan sang waktu yang diam menunggu. Peristiwa demi peristiwa terjadi. Perubahan adalah keniscayaan zaman.  Pada 2011 aku merasa sudah tidak sanggup hidup di Jakarta. Aku pulang ke Wonosobo.

Lima tahun tinggal di kota kelahiran, menyibukkan diri di komunitas peduli lingkungan, aku ingat rumah eksotis jauh di tengah sawah di bawah kaki Merapi yang didesain oleh seorang penderita scizophrenia, Mas Enyeng. Sebelum kutinggalkan Jogja, sekali pernah kudatangi rumah yang belum sepenuhnya jadi. Rumah Anna.

Seperti apa wujud rumah itu sekarang? Bagaimana kehidupan penghuninya?  Penasaran menyiksa jiwa, kuputuskan saja berkunjung ke sana sebagai obatnya.

"Uncle.. kamu datang!" jerit Anna bahagia disertai dekap teramat erat, "aku sudah bulukan. Berapa? Sepuluh tahun ada kali ya? Ah, enggak. Tapi lama... Aku rindu. Eh, mana perut gendutmu? Mana baju eksmudmu? Apa yang terjadi padamu?"

Anna sudah punya seorang anak. Bocah tampan berwajah oriental seperti bapaknya itu diberi nama Illuminati. Ia menyandang disleksia.

"Hasil kecelakaan, Uncle. Waktu itu udah kebakar nafsu. Kondom habis. Wuah, pokoknya kacau deh. O, ya, aku punya sesuatu untukmu," kicaunya ceria.

Diambilnya banyak botol plastik yang lazim digunakan untuk air minum dalam kemasan ukuran 550 mili liter. Isinya cairan dengan warna beragam. Ada yang putih susu, bening, jingga, ungu... Botol-botol itu diberi bersticker cantik bergambar origami bangau. Sederet huruf latin dengan corak kaligrafi Jepang berbunyi "Racun Jingga" adalah mereknya. Taglinenya menggunakan font brush script kelabu tipis berbunyi "happines only real when shared".

"Coba, Uncle. Yang ini seger. Namanya Makgeolli. Ini munuman khas Korea. Alkoholnya cuma enam persen. Ini harus ditaruh di kulkas. Tiap pagi tutupnya harus dibuka biar karbon dioksidanya keluar. Ribet banget, tapi enak," Anna terus berceloteh riang.

"Aku sekarang alkoholik, Uncle. Habis gimana... hidupku dari alkohol. Aku lagi di bawah pengawasan psikiater. Tapi udah ah. Yang ini Sake, Immo Sake, dibuatnya dari fermentasi ubi ungu. Cantik kan warnanya? Ini alkoholnya enambelas persenan, gak tau pasti aku. Soalnya, Sake makin tua bisa nambah kadar alkoholnya. Tapi tambah enak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun