Saudara-saudara kaum muslimin wal muslimat, alangkah besar pahala berkurban . Maka kesempatan ini hendaknya tidak disia-siakan . Hidup pasti mati, harta kekayaan akan kita tinggalkan seluruhnya, kecuali amal jugalah yang dapat kita tenteng atau kita bawa kelak.
Dalam hal kurban ini, Abu Hurairah meriwayatkan:
“Barang siapa yang memiliki kelapangan tetapi ia tidak berkurban, maka jangan sekali-kali ia mendekati tempat shalat kami” (HR Hakim dari Abu Hurairah)
Kita sebagai muslim dituntut oleh Allah SWT untuk memberikan pengabdian kita sebanyak-banyaknya agar kita memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Karena itu, tugas kita mencontoh dan mengambil teladan dari derap dan langkah serta sikap Nabi Ibrahim dalam mewujudkan dan mempertahankan keyakinan kepada Allah SWT.
Artinya, apa yang diperbuat oleh Nabi Ibrahim a.s. jelas mengisyaratkan agar anak cucu mereka, agar generasi sesudahnya menerima dan menegakkan Islam secara kafah atau utuh serta konsisten atau istiqomah dalam merealisasikan atau mewujudkan cita-cita kesejahteraan.
Ketulusan dalam menerima dan menegakkan Islam serta konsistensi atau istiqomah pada cita-cita luhur adalah jaminan untuk memperoleh kesejahteraan hidup. Sebaliknya ketidak patuhan dan inkonsistensi atau tidak istiqomah kepada islam dapat menjerumuskan kehidupan kaum muslimin ke lembah yang penuh nestapa dan akan menjerembabkan manusia ke jurang kesengsaraan yang berkepanjangan.
Jamaah Idul Adha Rahimakumullah
Umat islam yang mampu, (ukuran mampu menurut Imam Syafii adalah apabila seseorang mempunyai kelebihan uang dari kebutuhannya dan kebutuhan orang yang menjadi tanggungannya, senilai hewan qurban pada hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq). hukumnya wajib bagi orang yang mampu sesuai dengan surat Al Kautsar ayat 2 Fashalli lirabbika wanhar. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu, dan berkurbanlah. Kurban dianjurkan kepada para nabi mulai dari nabi Adam as sampai sekarang.
Ibadah qurban merupakan upaya menghidupkan sunah para nabi Allah SWT dengan menyembelih sesuatu dari pemberian Allah Subhanahu Wata’ala kepada manusia sebagai ungkapan rasa syukur. Kemurnian keataatan dengan mengerjakan seluruh perintah Allah adalah bukti syukur tertinggi.
Di antara hikmah berkurban adalah mendekatkan diri atau taqarrab kepada Allah SWT atas segala kenikmatan-Nya. Kenikmatan itu jumlahnya banyak. Sehingga tak seorangpun dapat menghitungnya, Wain taudu nikmatallahi latuhsuha. (QS Ibrahim ayat 34).
Hikmah secara tersirat dan tegas tentang kurban ini, telah diungkapkan dalam Al Qur’an “..Maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang minta. Demikianlah kami telah menundukkkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. QS Al Haj (22) : 36)