Mohon tunggu...
Joko Wibowo
Joko Wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Berjalanlah bersamaku saudaraku, mari menyusuri hari dimana aku melihat lebih jelas kasih Tuhan kita. Dalam pengalaman hidupku, serasa sedang naik roller coaster, kadang naik dan turun menghujam dalam kemalangan yang ternyata bukan aku sendiri yang mengalaminya, disanalah aku mendapati-Nya sedang mengajari aku. Dalam proses metanoia aku berserah diubah Tuhan, tidak semudah yang dibayangkan tapi akhirnya aku mengerti, semoga aku bertahan dan bertambah kuat dalam iman, semoga dalam kisah dan permenunganku ini kamu juga bertambah kuat saudaraku. Banyak dari permenunganku ditulis dan dibagikan sebagai pengingat akan peristiwa perubahan hidup dalam Tuhan, kiranya ada dalam tulisan ini yang juga dapat membantumu melewati hal berat yang mungkin sedang berlangsung dalam hidupmu. "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" Roma 12:12

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menaiki Roller Coaster Peziarahan Hidup Keluarga

23 Desember 2024   14:19 Diperbarui: 23 Desember 2024   14:19 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluargaku; Jojo, Lala, Sisi, istriku & aku (kanan ke kiri)

Pace e Bene 

Saudaraku mari kita berjalan bersama, menelisik hari-hari dimana mataku terbuka lebar terhadap kasih Tuhan kita. Hidupku dipenuhi pasang surut, aku seperti larut dalam kesengsaraan yang ternyata dialami juga oleh banyak orang, disanalah aku merasakan kehadiran-Nya, menuntunku. Melalui pertobatan, aku menyerahkan diri untuk diubah Tuhan. 

"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" Roma 12:12

Perjumpaan yang menyatukan

Perjumpaanku dengan Ayu, istri ku berawal dari keterlibatan kami dalam panitia perkemahan kaum muda Katolik Paroki Santa Klara Bekasi Utara. Momen tersebut menandai dimulainya hubungan istimewa yang berujung pada ikatan pernikahan pada tahun 2009. Kelahiran putri sulungku Sisi pada tahun 2010 melengkapi kebahagiaan keluarga kami. Pada Desember 2011, putri keduaku Lala lahir disusul oleh kelahiran putra bungsu kami, Jojo pada tahun 2017 yang menyempurnakan kebahagiaan keluarga kami.

Perjalanan ziarah yang tak pernah terbayangkan

Tahun 2019 menjadi tahun yang penuh berkat bagiku. Usaha tokoku melaju pesat, istriku meraih prestasi sebagai guru teladan atas keberhasilannya membimbing paduan suara sekolah di tempatnya mengabdi menjadi juara dalam dua event lomba tingkat Jakarta. Sebagai penutup tahun yang cemerlang tersebut, aku dan istriku melakukan perjalanan ziarah selama 14 hari ke Tanah Suci Yerusalem, sebuah pengalaman luar biasa yang sebelumnya tak pernah terbayangkan. 

Wahana Roller Coaster yang meluncur kencang

Euforia perjalanan ziarah masih sangat terasa ketika aku harus menghadapi kenyataan pahit, di awal tahun 2020, Lala divonis dokter menderita sakit ginjal stadium akhir dan harus segera melakukan hemodialisa (cuci darah), tak lama kemudian Jojo anak bungsu ku pun didiagnosis menderita sakit yang sama, umurnya baru 4 tahun saat itu. Hidupku serasa menaiki roller coaster, dari puncak kebahagiaan kemudian menghujam dalam kesesakan. 

Transplantasi ginjal Lala dan Jojo

Menghadapi kondisi Lala yang berulang kali masuk ruang IGD dan ICU, aku dan istriku membuat keputusan untuk melakukan transplantasi ginjal baginya. 2 November 2021 operasi transplantasi ginjal Lala dari istriku berjalan lancar. Menyaksikan kemajuan kesehatan Lala yang menggembirakan pasca-transplantasi, kami pun memutuskan untuk melakukan transplantasi ginjal bagi Jojo. Kali ini, aku sendiri menjadi pendonornya, dan  pada tanggal 26 Maret 2024 transplantasi Jojo juga berjalan dengan sukses.

Metanoia

Kondisi sakit Lala dan Jojo bertepatan saat masa pandemi covid-19, situasi yang berat di masa yang sulit, membuatku kadang diam dalam tatapan kosong, bertanya pada Tuhan kenapa hal ini terjadi pada Lala dan Jojo, mereka salah apa? Aku salah apa Tuhan? Aku larut dalam kemalanganku. Untungnya banyak sekali bantuan doa, bantuan semangat dan bantuan materiil menopang semua peristiwa hidupku. Aku bangkit. Aku mulai sering membaca Alkitab, kisah Ayub seperti menggambarkan situasi batinku saat itu. "...TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 1:21). Dalam penderitaan sakit Lala dan Jojo aku berjumpa dengan Tuhan, menyadari bahwa dalam penderitaan, aku lebih peka mendengar dan merasakan hadirnya Tuhan.

Bersyukur

Aku sangat sadar dalam setiap perjalanan hidup pasti ada masanya, ada masa menanam ada masa menuai, ada masa kita diliputi berkat, ada masa kita diubah Tuhan menjadi sarana berkat. Meskipun perjalanan-Nya diwarnai dengan tantangan, aku menyadari bahwa melalui itu Tuhan membentuk keluarga ku. Melewati suka dan duka, ikatan pernikahan dan hubungan dengan anak-anak bertambah erat, setiap berkat dan tantangan merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan pendewasaan. Semoga imanku terus bertumbuh dan menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur.

Saudaraku, melalui kisah ini semoga engkau juga bertambah kuat, melewati hal berat yang mungkin sedang berlangsung dalam hidupmu. Semoga kasih, damai dan sukacita kelahiran Kristus tinggal bersamamu. Selamat Natal dan Tahun Baru 2025.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun