Pace e BeneÂ
Saudaraku mari kita berjalan bersama, menelisik hari-hari dimana mataku terbuka lebar terhadap kasih Tuhan kita. Hidupku dipenuhi pasang surut, aku seperti larut dalam kesengsaraan yang ternyata dialami juga oleh banyak orang, disanalah aku merasakan kehadiran-Nya, menuntunku. Melalui pertobatan, aku menyerahkan diri untuk diubah Tuhan.Â
"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" Roma 12:12
Perjumpaan yang menyatukan
Perjumpaanku dengan Ayu, istri ku berawal dari keterlibatan kami dalam panitia perkemahan kaum muda Katolik Paroki Santa Klara Bekasi Utara. Momen tersebut menandai dimulainya hubungan istimewa yang berujung pada ikatan pernikahan pada tahun 2009. Kelahiran putri sulungku Sisi pada tahun 2010 melengkapi kebahagiaan keluarga kami. Pada Desember 2011, putri keduaku Lala lahir disusul oleh kelahiran putra bungsu kami, Jojo pada tahun 2017 yang menyempurnakan kebahagiaan keluarga kami.
Perjalanan ziarah yang tak pernah terbayangkan
Tahun 2019 menjadi tahun yang penuh berkat bagiku. Usaha tokoku melaju pesat, istriku meraih prestasi sebagai guru teladan atas keberhasilannya membimbing paduan suara sekolah di tempatnya mengabdi menjadi juara dalam dua event lomba tingkat Jakarta. Sebagai penutup tahun yang cemerlang tersebut, aku dan istriku melakukan perjalanan ziarah selama 14 hari ke Tanah Suci Yerusalem, sebuah pengalaman luar biasa yang sebelumnya tak pernah terbayangkan.Â
Wahana Roller Coaster yang meluncur kencang
Euforia perjalanan ziarah masih sangat terasa ketika aku harus menghadapi kenyataan pahit, di awal tahun 2020, Lala divonis dokter menderita sakit ginjal stadium akhir dan harus segera melakukan hemodialisa (cuci darah), tak lama kemudian Jojo anak bungsu ku pun didiagnosis menderita sakit yang sama, umurnya baru 4 tahun saat itu. Hidupku serasa menaiki roller coaster, dari puncak kebahagiaan kemudian menghujam dalam kesesakan.Â
Transplantasi ginjal Lala dan Jojo