Mohon tunggu...
Joko Walidin
Joko Walidin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - renang dan fotografi

hobi renang dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Polemik Sila Kedua di Era Post-truth dan Kebebasan Informasi

23 September 2024   19:25 Diperbarui: 23 September 2024   20:09 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bincang-Bincang Polemik Sila Kedua di Era Post-Truth dan Kebebasan Informasi Sila kedua Pancasila yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mempunyai arti bahwa kehidupan manusia pada umumnya harus adil dan manusiawi, dengan prospek nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas yang tinggi. Namun, hal ini cukup sering terjadi di era post-truth dan kebebasan informasi saat ini.

Masa post-truth sendiri mengacu pada kondisi dimana masyarakat dalam menentukan atau membentuk pandangannya dipengaruhi oleh opini dan sentimen dibandingkan fakta objektif.

Era post truth sudah sangat kacau dengan serbuan informasi yang lebih bersifat manipulasi emosional dibandingkan pemberitaan faktual.Keberadaan media sosial memperburuk keadaan dengan mendobrak tembok waktu dan tempat yang sudah ada sebelum adanya media massa, dimana informasi baru bisa disajikan kepada publik setelah dilakukan verifikasi menyeluruh.

Oleh karena itu, banyak orang secara membabi buta mendukung informasi yang sejalan dengan kesukaan atau keyakinan mereka, terlepas dari apakah pandangan tersebut benar atau menyimpang.

Sila kedua Pancasila yang bertujuan untuk menghargai kemanusiaan secara adil dan beradab menjadi sulit diwujudkan dalam situasi yang mendesak.Dan kita melihat bagaimana masyarakat dulu dan sekarang masih dikelilingi oleh banyak informasi yang salah atau berita palsu yang menciptakan kebencian, konflik dan bahkan kejahatan di antara masyarakat. Misalnya, semakin sering terjadi perilaku agresif terhadap kelompok atau individu minoritas tertentu yang didasari oleh informasi yang tidak benar, yang disebarluaskan melalui jejaring sosial.

Jelasnya, dimensi 'keadilan' dari Sila kedua dengan mudah dikesampingkan dalam konteks seperti ini namun juga dibayangi.

Liberalisasi Media Massa: Pedang Ujung Ganda

Kebebasan informasi adalah salah satu ciri mendasar era digital yang juga didukung oleh kejahatan.Di satu sisi, hal ini mendorong kebebasan arus informasi dan diskusi bebas di antara masyarakat, yang pada gilirannya memfasilitasi pencarian pengetahuan dan berita yang lebih cepat dari berbagai media. Di sisi lain, tanpa adanya orientasi dan literasi digital yang baik, masyarakat juga dapat menjadi korban informasi negatif yang tidak berdasar mengenai berbagai konflik.

Fenomena ini mempengaruhi penempatan apresiasi pada sila kedua.Dalam kondisi seperti ini, muncul kecenderungan di kalangan massa yang belum mengembangkan kriteria untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, untuk membangun argumentasi yang tidak didukung oleh kemanusiaan yang adil dan beradab.

Lebih sering daripada tidak, sehubungan dengan kebebasan informasi, konsep yang sama dalam prinsip kedua Kahn yang hanya memiliki sedikit cinta kasih telah digunakan untuk mendorong kebencian dan kekerasan di antara orang-orang yang jelas-jelas mengkhianati gagasan inti dari niat kedua.

Tantangan Hidup di Era Post-Truth dan Era Kebebasan Informasi Owan Utsushika Shingi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun