Apabila berita itu diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasi tersebut belum layak dipercaya.
3. Memastikan fakta itu ada
Harus bisa dipastikan fakta itu ada, siapa sumber berita ? Apakah institusi resmi atau bukan ? Sebaiknya jangan lekas percaya apabila informasi berasal dari orang-orang yang mempunyai kepentingan, seperti pegiat ormas, tokoh politik atau pengamat. Jangan sampai kita terjebak oleh opini padahal fakta tidak ada.
4. Memastikan keaslian foto
Di era teknologi digital, bukan hanya konten teks yang bisa dimanipulasi, Â konten foto atau video pun sama. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Misalnya, mereka mengedit foto, dengan cara meng-cropping kemudian menggabungkan sesuai kemauan, seolah foto tersebut asli. Untuk memastikan keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
Bila kita sudah bisa mengidentifikasi berita hoax, sebagai pendidik, minimal harus bisa mengedukasi kepada anak didik atau keluarga agar tidak mudah dipermainkan dengan berita hoax. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat menerima kiriman berita yang isinya kontroversial atau sensasional, diantaranya :
1. Jangan langsung percaya terhadap setiap berita
Setiap berita yang kita terima harus dilakukan kroscek. Dari mana dan siapa sumbernya. Kalau berasal dari media abal-abal lebih baik dikesampingkan. Apalagi sumber beritanya juga tidak jelas. Patut dipertanyakan kebenarannya.
2. Jangan langsung mengunduh atau menyebarkan terhadap setiap berita yang diterima. Biasanya, kalau kita melihat sesuatu yang kontraversi atau janggal, penginnya langsung meng-upload di media sosial. Sebab, bisa langsung mendapat banyak respon dari para netizen media sosial lainnya. Dengan harapan, komentar mereka bisa menjawab kebingungan kita. Â Namun, kalau kita sendiri tidak yakin dengan isi berita tersebut, sebaiknya urungkan niat untuk mem-posting-nya di media sosial.
3. Mencari informasi pembanding.
Setiap kali mendapatkan berita yang mengandung kontraversi atau kejanggalan, sebaiknya cari pembanding di internet. Kita bisa browsing di situs-situs resmi untuk memastikan kebenaran berita tersebut.