Jika kita mampu mengecilkan diri kita sehingga bisa masuk ke dalam relung-relung hati mereka, besar kemungkinan kita akan membaca tulisan besar yang tertera di sana, “ Aku bukan penjahat. Aku hanyalah korban dari mereka yang tidak suka terhadapku. Aku korban politicking. Aku bukan penjahat”
Penelitian empiris Giblin tentang 10.000 kali keberpihakan terhadap diri sendiri, ternyata pas dengan lagunya Chrisye. Karena mulut manusia pasti akan 10.000 kali bicara bahwa dirinya selalu benar. Maka kelak di Hari Pengadilan... mulut akan dikunci. Tuhan tak akan membiarkan mulut nyerocos, karena pasti tidak akan obyektif menilai dirinya sendiri. Pasti hanya akan membenar-benarkan diri sendiri. Manusia mengira bisa melakukan "ATS" (Asal Tuhan Senang) dengan bicara yang indah-indah… kalimat-kalimat yang penuh sesak dengan amal dan kebaikan. Pendek kata… mulut akan berdusta.
Sebagai gantinya, tanganlah yang akan diberi kesempatan untuk berbicara. Apa saja yang telah ia lakukan di dunia. Kaki akan melaporkan, ke mana saja ia melangkahnya. Mata akan bercerita apa adanya. Telinga akan melapor sejujurnya...
“Akan datang hari… mulut di kunci… kata, tak ada lagi…”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H