Wilayah Indonesia terletak pada garis katulistiwa yang menyebabkan Indonesia beriklim tropis atau hanya memiliki dua musim sepanjang tahun. Letak Indonesia juga terapit dari tiga lempeng bumi, yakni lempeng eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng pasifik, sehingga dari daerah tabrakan antar lempeng tersebut menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif.
Tanah di sekitar gunung seringkali sangat subur dan kaya mineral. Hal ini disebabkan oleh erupsi gunung berapi yang menghasilkan lahar dan abu vulkanik. Lahar dan abu ini mengandung berbagai mineral penting seperti zat besi, kalsium, magnesium, sodium, dan fosfor, yang semuanya berkontribusi pada kesuburan tanah. Setelah erupsi, material vulkanik tersebut akan terdekomposisi dan membentuk tanah vulkanik yang kaya akan nutrisi.
Kondisi-kondisi geografis yang telah disebutkan sangat mendukung sektor pertanian yang ada di Indonesia, mulai dari hanya memiliki dua musim, sehingga dapat melakukan kegiatan pertanian sepanjang tahun hingga kondisi tanah yang subur untuk sumber daya pertanian tumbuh dengan baik. Kondisi geografis yang mendukung sektor pertanian ini juga membuat sebagian besar masyarakat Indonesia menjalani hidup dengan menjadi petani. Begitu banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor ini, baik petani yang menghasilkan komoditas pertanian maupun konsumen yang membutuhkan komoditas pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan setiap hari, sehingga pertanian mendominasi struktur perekonomian di Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia dapat disebut sebagai negara agraris.
Industri pertanian di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan cukup menjanjikan terutama dari aspek ekonomi. Jika Indonesia dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi ini, maka Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri mengandalkan hasil pertanian. Bahkan Indonesia dapat mengekspor komoditas pertanian, sehingga menambah devisa negara dan meningkatkan pertupertanian mbuhan ekonomi.
Akan tetapi, banyak sekali rintangan yang perlu dihadapi di sektor pertanian Indonesia. Berikut adalah beberapa masalah dan solusi yang paling mungkin dapat dilakukan agar dapat memaksimalkan potensi pertanian di Indonesia.
Permasalahan dan ancaman pertanian Indonesia:
1. Alih fungsi lahan
Lahan terbuka untuk pertanian di Indonesia sangatlah luas. Akan tetapi, lahan-lahan ini terus hilang karena dialihfungsikan menjadi infrastruktur manusia yang lain, seperti perumahan, pertokoan, pabrik, dan masih banyak lagi.Â
Hal ini tentu saja merugikan industri pertanian karena petani akan kekurangan lahan untuk bertani di masa depan. Akhirnya, hasil pertanian akan berkurang dan akan tidak dapat memenuhi permintaan pasar terhadap barang hasil pertanian. Jika permintaan barang hasil pertanian di dalam negeri tidak terpenuhi, maka pemerintah terpaksa untuk melakukan impor bahan permintaan untuk menambah penawaran.
2. Keterbatasan pengetahuan teknologi
Sebagian besar petani di Indonesia masih menggunakan metode konvensional dalam bercocok tanam yang jika dibandingkan dengan memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia saat ini, sangat tidak efektif dan efisien.
Berbeda dengan Belanda, meskipun kondisi geografisnya tidak sebaik dan wilayahnya tidak seluas Indonesia, negara kincir angin tersebut sudah memiliki kemajuan yang sangat pesat di industri pertanian. Mereka berhasil memanfaatkan teknologi dalam kegiatan pertanian sehingga Belanda sudah sangat berhasil di industri pertaniannya, bahkan Belanda menjadi negara nomor dua pengekspor tomat di dunia di bawah Mexico.
3. Modal dan akses pembiayaan
Keterbatasan modal dan biaya oleh para petani merupakan salah satu hambatan utama dalam industri pertanian. Banyak petani mengeluhkan modal untuk bertani cukup mahal seperti kebutuhan bibit tanaman, biaya pembajakan tanah, dan lain sebagainya. Hal ini juga membuat para petani tidak dapat memanfaatkan teknologi pertanian yang sudah tersedia saat ini karena biaya penggunakan teknologi tersebut masih relatif mahal. Oleh sebab itu, banyak lahan yang dimiliki petani sia-sia karena tidak digunakan dan produksi komoditas pertanian berkurang.
4. Kurangnya regenerasi petani
Banyak anak-anak muda atau para generasi penerus memandang pekerjaan petani kurang menjanjikan masa depan. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya jumlah petani, bahkan pekerjaan petani bisa saja punah di masa depan. Padahal apabila potensi industri pertanian dapat dimaksimalkan, akan dapat mendatangkan keuntungan yang besar.
Permasalahan atau ancaman-ancaman di atas haruslah diatasi untuk mencapai tujuan transformasi pertanian Indonesia menuju keberlanjutan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah antara lain:
1. Membatasi aktivitas alih lahan
Alih lahan pertanian menjadi sektor lain yang berlebihan perlu untuk dibatasi karena akan mengancam industri pertanian di Indonesia. Jika lahan untuk bertani semakin berkurang, maka produksi komoditas pertanian dapat berkurang. Berkurangnya komoditas pertanian dapat menyebabkan kebutuhan masyarakat di dalam negeri terhadap hasil pertanian tidak tercukupi sehingga harus melakukan impor. Padahal di Indonesia sendiri memiliki potensi yang sangat besar pada industri pertanian
2. Edukasi teknologi kepada para petani
Para petani perlu mengetahui ada teknologi yang dapat memudahkan mereka dalam melakukan kegiatan pertanian, dengan menggunakan teknologi kegiatan bertani akan lebih efektif dan efisien.
3. Peran pemerintah memberikan subsidi khusus petani
Keterbatasan biaya oleh para petani dapat diatasi dengan salah satunya adalah pemberian subsidi. Pemberian subsidi ini bertujan untuk meringankan beban para petani untuk melakukan aktivitas pertanian, seperti subsidi bibit tanaman, subsidi biaya alat-alat teknologi pertanian dan lain sebagainya.
4. Perlindungan terhadap petani oleh pemerintah
Pemerintah dapat melindungi hidup para petani seperti menetapkan batas bawah harga yang sekarang telah dilakukan dengan lebih baik lagi. Dengan demikian, hidup para penyedia komoditas pertanian, yakni petani dapat lebih terjamin hidupnya.
Perlindungan dan penjaminan hidup para petani diharapkan dapat menarik minat para generasi muda yang semula berpikir bahwa menjadi seorang petani tidak menjamin hidup mereka. Kemudian dengan mengedukasi dan menumbuhkan kesadaran mereka supaya lebih melek tentang betapa pentingnya dan betapa menguntungkannya menjadi seorang petani agar regenerasi petani makmur tercapai.
Jika semua upaya-upaya tersebut dapat dijalankan dengan baik, maka industri pertanian akan bisa menjadi tombak ekonomi Indonesia. Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri di sektor pangan melalui industri pertanian dengan tidak melakukan impor dan justru melakukan ekspor komoditas hasil pertanian ke banyak negara di dunia yang dapat meningkatkan devisa negara. Dengan demikian, transformasi agraris Indonesia tercapai, mengubah krisis menjadi keberlanjutan industri pertanian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI