Mohon tunggu...
Joko Rizaldi
Joko Rizaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Transformasi Agraris Indonesia: Dari Krisis Menuju Keberlanjutan

7 Januari 2025   22:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   21:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Peran pemerintah memberikan subsidi khusus petani

Keterbatasan biaya oleh para petani dapat diatasi dengan salah satunya adalah pemberian subsidi. Pemberian subsidi ini bertujan untuk meringankan beban para petani untuk melakukan aktivitas pertanian, seperti subsidi bibit tanaman, subsidi biaya alat-alat teknologi pertanian dan lain sebagainya.

4. Perlindungan terhadap petani oleh pemerintah

Pemerintah dapat melindungi hidup para petani seperti menetapkan batas bawah harga yang sekarang telah dilakukan dengan lebih baik lagi. Dengan demikian, hidup para penyedia komoditas pertanian, yakni petani dapat lebih terjamin hidupnya.

Perlindungan dan penjaminan hidup para petani diharapkan dapat menarik minat para generasi muda yang semula berpikir bahwa menjadi seorang petani tidak menjamin hidup mereka. Kemudian dengan mengedukasi dan menumbuhkan kesadaran mereka supaya lebih melek tentang betapa pentingnya dan betapa menguntungkannya menjadi seorang petani agar regenerasi petani makmur tercapai.

Jika semua upaya-upaya tersebut dapat dijalankan dengan baik, maka industri pertanian akan bisa menjadi tombak ekonomi Indonesia. Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri di sektor pangan melalui industri pertanian dengan tidak melakukan impor dan justru melakukan ekspor komoditas hasil pertanian ke banyak negara di dunia yang dapat meningkatkan devisa negara. Dengan demikian, transformasi agraris Indonesia tercapai, mengubah krisis menjadi keberlanjutan industri pertanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun