"Saat kau menang, semua yang kau katakan adalah benar!".
Demikian kata tokoh imajiner Owen Edward pemain bulu-tangkis Inggris di novel Opera Bulu Tangkus 1995 karya Titi Nginung.
Messi berhak memaki Weghorst, "dungu!", Messi berhak mengkritik Mateo Lahoz sebagai wasit tanpa kualitas maupun Van Gaal dengan cara bermain Belanda. Saat menang semua yang ia bilang adalah benar.
Tapi Messi belum seberapa.
Rekan Messi, sayap kiri Argentina Otamendi malah lebih sadis. Saat Lautaro menceplokan gol penalti untuk kemenangan Argentina, serta merta ia melewek, mengece, mengejek para pemain Belanda yang tertunduk lesu.
Mungkin para pemain Argentina itu memang memerlukan katarsis setelah pertandingan panjang yang menegangkan, panjang dan penuh gaprak-gaprakan.
Tapi andai mereka pernah membaca pepatah Jenderal McArthur yang sering dikutip tokoh pembangunan kita Bapak alm. Ir Sutami.
"To win the war not the battle"
Memenangkan perang, bukan pertempuran.
Argentina baru memenangkan a battle atau satu pertempuran yaitu perempat final melawan Belanda. Memenangkan peperangan atau winning the war yaitu menjadi juara Piala Dunia 2022 masih belum terlaksana dan masih dalam level angan-angan.