Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Underthinking: Salep Anti-Aging Tanpa Tanding!

25 November 2022   07:40 Diperbarui: 26 November 2022   06:51 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Underthinking: Salep Anti-Aging Tanpa Banding! (Sumber: Herge (1968) Vol 714 pour Sidney, Edition Casterman)

"Ayam apa yang yang umurnya sudah 50 tahun tapi wajah dan bodinya tetap kencang dan awet muda?"

Kamu perlu waktu sejenak atau dua jenak untuk berpikir?

Ini jawabannya: aaaa yambener aja.

Ya pastinya "yam bener aja" alias yang bener aja. Pertama tidak ada ayam yang usianya sampai 50 tahun, kedua ayam tidak berwajah dan tidak pe (punya) bodi, dan ketiga, kalaupun ayam pumya wajah dan punya bodi dan mencapai usia 50 tahun manalah mungkin tetap kencang dan awet muda

Tapi Prof Felix, sang sosiolog dan ahli logika akan mendebat bahwa alasan ke-3 harus batal demi ketidaksesatan berpikir karena dua alasan pertama adalah sahih.

Bagaimana? Pusing? Kamu tidak tersenyum? Tidak tertawa? Atau malah curiga?

Ya, tidak apa-apa. 

Terlalu mengantisipasi perasaan pendengar atau pembaca lelucon kita, semacam lelucon bodi ayam di atas adalah salah satu bentuk sikap overthinking. Terlalu serius memandang segala sesuatu dan menafikan segala hal yang remeh temeh seperti humor receh juga adalah sikap overthinking.

Penelitian di Universitas Northwestern oleh Hittner, et. al., (2020), mengungkap bahwa kebahagiaan berperan positif dalam menghambat berkurangnya daya ingat yang merupakan satu gejala penting penuaan (aging). 

Dalam sangat banyak analisa dan tulisan opini di berbagai media, juga Kompasiana, adanya korelasi antara ketidakbahagiaan dan overthinking sudah terbukti secara de facto dan de jure. Fix no debat.

Dengan kedua premis ini, maka salah satu jalan mengatasi ketidakbahagiaan alias meningkatkan kebahagiaan sekaligus menunda penuaan adalah melakukan yang berkebalikan dari overthinkinh, yaitu underthinking!

Membalik definisi overthink di kamus Merriam-Webster, kita dapat mendefinisikan underthink sebagai:

"Not to think too much about (something): not to put too much time into thinking about or analyzing (something) in a way that is more harmful than helpful." 

Dari definisi itu, jelas bahwa dalam bahasa Indonesia, underthingking memiliki makna sebagai "ngapain aku fikirin?"

Nah, apa tips-tipsnya menjadi pribadi yang underthinking sekaligus tidak cepat aging?

Pertama, jangan pernah meremehkan lelucon atau humor. 

Tidak ada humor yang tidak lucu. Itu kalimat kuncinya. 

Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang, seperti moto warkop DKI. Hal ini menandakan bahwa tertawa adalah hal yang sangat berharga yang dalam situasi tertentu bisa saja dilarang, misalnya oleh suatu rejim yang membenci orang tertawa atau oleh norma-norma.

Adalah keputusan dari kita yang mendengar atau melihat, membaca suatu humor untuk tertawa atau merengut. Keputusan yang mungkin sulit diambil kala lelucon itu mengarah ke kita atau hal-hal yang buat kita penting dan berharga. 

Kadang kala kita memutuskan untuk tidak tertawa atas sebuah humor yang receh atau gojek kere dalam bahasa Jawa, karena kita gengsi untuk tertawa atau berangkapan humor itu tidak berkelas atau terlalu receh. Pertanyaan kepada sendiri: kalau kita golongan yang sulit tertawa, mampukah kita membuat lelucon?

Akhirnya, tertawa adalah karunia gratis dari sang Pencipta untuk kita. Tertawa atas lelucon yang dilontarkan orang lain, membuat si pelawak bahagia, dan kita yang tertawa tentu juga berbahagia, tidak peduli saat humor itu menertawakan kita.   

Pilih tertawa berarti menghargai humor, memilih bahagia dan menunda menjadi tua. 

Kedua, jangan ragu melepaskan lelucon atau lawakan!

Ketakutan orang tidak tertawa mendengar lelucon kita jelas sikap overthinking yang mempercepat aging.

Jika orang tidak tertawa atau malah curiga, biarkan saja. Mari tertawa sendiri atas lelucon kita sendiri. Minimum menghibur diri sendiri, melipur lara pribadi berarti sudah menolak lupa dan menolak tua!

Jika kita adalah penulis, salah satu tes apakah kita penulis dengan pribadi underthinking adalah menulis humor. Sudah pernahkah Anda membuat tulisan humor?

Ketiga, jangan sok penting dan tetap fokus: Selalu update akan berita-berita atau isu-isu yang dianggap orang remeh temeh!

Ciri-ciri pribadi yang overthinking adalah adanya kecenderungan untuk berlebihan memikirkan persoalan-persoalan skala dunia, internasional atau nasional dan kurang memberi perhatian pada gosip-gosip selebritis.

Perkara siapa capres cawapres Indonesia 2024, bagaimana efek ketegangan Amerika Serikat vs Tiongkok pada rantai pasok chip semi-konduktor di dunia, atau apa efek COP27 pada usaha dunia mencegah kenaikan temperatur lebih dari 1.5 derajat celcius pada akhir abad 21 memang penting kita pikirkan. 

Namun demikian, memikirkan hal-hal penting selayaknya tidak membuat kita jadi sok penting.

Tetap ikuti gosip-gosip seleb! Bagaimana kelanjutan Leslar Entertainment? Atau, mengapa keluarga Halilintar belum mau menemui Fuji? Isu-isu itu jangan sampai kita lupakan!

Keempat, lupakan terus menerus menjaga jenama (branding) atau imej (jaim)!

Manusia yang berkepribadian overthinking pastinya akan selalu mementingkan branding alias jenama. Sementara pribadi underthinking adalah kebalikannya: tidak ada branding atau jenama yang perlu dijaga, apa adanya.

Manusia secara alami adalah mahluk yang konsisten dalam satu hal yaitu konsisten untuk tidak konsisten. 

Menjaga terus menerus jenama atau branding atau imej tentu akan sangat melelahkan. Sementara melepas imej kadang menyakitkan, sama menyakitkannya seperti melepas lakban yang diplesterkan ke mulut seperti pada adegan di komik Tintin "Penerbangan 714" yang jadi ilustrasi tulisan ini.

Mampu melepaskan topeng, melepaskan imej, menjadi diri sendiri, apa adanya, adanya apa, adalah tindakan underthinking yang jelas akan menghambat aging!

Kelima, akhirnya, ikutilah nasehat Donal Bebek: jangan memberi nasehat, tips, jangan memberi informasi, tapi menghiburlah!

Ingin tetap awet muda? Ikutilah nasehat Donal Bebek, satu-satunya unggas yang walau lahir di tahun 1934, dan usianya sudah 88 tahun tapi wajah dan bodinya tetap awet muda dan kencang.

Lho tapi kenapa di sini saya tetap memberi nasehat dan politips? Jawabannya satu: saya bukan Donal Bebek.

Sebagai penutup tulisan, saya berikan satu  lagi teka-teki orisinil yang walau tidak lucu tetap sering saya lontarkan:

"Kenapa penyelam, kalau akan menyelam harus duduk di pinggir kapal, lalu menjatuhkan badannya ke belakang?"

Jawaban: soalnya kalau dia jatuhin badannya ke depan, dia bakal jatuh menjelungkup ke dalam kapal.

Sudah lucu? Atau masih hampir lucu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun