Pilih tertawa berarti menghargai humor, memilih bahagia dan menunda menjadi tua.Â
Kedua, jangan ragu melepaskan lelucon atau lawakan!
Ketakutan orang tidak tertawa mendengar lelucon kita jelas sikap overthinking yang mempercepat aging.
Jika orang tidak tertawa atau malah curiga, biarkan saja. Mari tertawa sendiri atas lelucon kita sendiri. Minimum menghibur diri sendiri, melipur lara pribadi berarti sudah menolak lupa dan menolak tua!
Jika kita adalah penulis, salah satu tes apakah kita penulis dengan pribadi underthinking adalah menulis humor. Sudah pernahkah Anda membuat tulisan humor?
Ketiga, jangan sok penting dan tetap fokus: Selalu update akan berita-berita atau isu-isu yang dianggap orang remeh temeh!
Ciri-ciri pribadi yang overthinking adalah adanya kecenderungan untuk berlebihan memikirkan persoalan-persoalan skala dunia, internasional atau nasional dan kurang memberi perhatian pada gosip-gosip selebritis.
Perkara siapa capres cawapres Indonesia 2024, bagaimana efek ketegangan Amerika Serikat vs Tiongkok pada rantai pasok chip semi-konduktor di dunia, atau apa efek COP27 pada usaha dunia mencegah kenaikan temperatur lebih dari 1.5 derajat celcius pada akhir abad 21 memang penting kita pikirkan.Â
Namun demikian, memikirkan hal-hal penting selayaknya tidak membuat kita jadi sok penting.
Tetap ikuti gosip-gosip seleb! Bagaimana kelanjutan Leslar Entertainment? Atau, mengapa keluarga Halilintar belum mau menemui Fuji? Isu-isu itu jangan sampai kita lupakan!
Keempat, lupakan terus menerus menjaga jenama (branding) atau imej (jaim)!