Dengan kedua premis ini, maka salah satu jalan mengatasi ketidakbahagiaan alias meningkatkan kebahagiaan sekaligus menunda penuaan adalah melakukan yang berkebalikan dari overthinkinh, yaitu underthinking!
Membalik definisi overthink di kamus Merriam-Webster, kita dapat mendefinisikan underthink sebagai:
"Not to think too much about (something): not to put too much time into thinking about or analyzing (something) in a way that is more harmful than helpful."Â
Dari definisi itu, jelas bahwa dalam bahasa Indonesia, underthingking memiliki makna sebagai "ngapain aku fikirin?"
Nah, apa tips-tipsnya menjadi pribadi yang underthinking sekaligus tidak cepat aging?
Pertama, jangan pernah meremehkan lelucon atau humor.Â
Tidak ada humor yang tidak lucu. Itu kalimat kuncinya.Â
Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang, seperti moto warkop DKI. Hal ini menandakan bahwa tertawa adalah hal yang sangat berharga yang dalam situasi tertentu bisa saja dilarang, misalnya oleh suatu rejim yang membenci orang tertawa atau oleh norma-norma.
Adalah keputusan dari kita yang mendengar atau melihat, membaca suatu humor untuk tertawa atau merengut. Keputusan yang mungkin sulit diambil kala lelucon itu mengarah ke kita atau hal-hal yang buat kita penting dan berharga.Â
Kadang kala kita memutuskan untuk tidak tertawa atas sebuah humor yang receh atau gojek kere dalam bahasa Jawa, karena kita gengsi untuk tertawa atau berangkapan humor itu tidak berkelas atau terlalu receh. Pertanyaan kepada sendiri: kalau kita golongan yang sulit tertawa, mampukah kita membuat lelucon?
Akhirnya, tertawa adalah karunia gratis dari sang Pencipta untuk kita. Tertawa atas lelucon yang dilontarkan orang lain, membuat si pelawak bahagia, dan kita yang tertawa tentu juga berbahagia, tidak peduli saat humor itu menertawakan kita. Â Â