Mata Tomi masih kriyip-kriyip. Pikirannya selalu tertuju pada cewek cantik yang dia lihat di enggok-enggokan alias pengkolan gang kemarin.Â
Parasnya yang ayu dan senyumnya yang sumringah mirip Enny Beatrice waktu masih muda, membuat hati Tomi gemludhuk.
"Gue harus dapetin wong wedok kui!" begitu tekadnya membulat.
Dengan segala cara Tomi mencari tahu siapa sesungguhnya cewek itu.Â
Mengandalkan kenalannya yang banyaknya sak ndayak, diantaranya para youtubers, instragramers dan tiktokers, Tomi terus berusaha mencari info.Â
Akhirnya dia tahu bahwa nama cewek itu Laura. Nama yang cantik, yang semoga saja bukan singkatan dari Lanang ora wedok ora, alias wadam atau kawe.
Kesempatan untuk bertemu kembali itu pun datang juga. Tanpa sengaja, di pengkolan gang yang bersejarah itu, mereka nyaris bertabrakan. Tas belanjaan Laura yang isinya sak waladenah, jatuh bececeran.Â
Tomi kaget, terus berusaha membantu memungutinya. Persis plek kayak di reklame-reklame minyak wangi di TV jadul dan FTV. Wangi parfum semerbak, membuat hati Tomi kejet-kejet ra karuan.Â
Tak menyianyiakan kesempatan, Tomi pun membuka obrolan.
"Ehm...maaf tadi gak sengaja, nama loe sopo Sist?" tangannya menjulur, ngarep disalami.