Awas perintah jebakan!
Nah, yang paling mengerikan adalah adanya permintaan-permintaan jebakan.Â
Saya ingat ada dua kali penguji saya meminta saya melakukan hal yang tidak boleh saya lakukan.
Pertama saat dia meminta saya memotong jalur lawan dengan membelok ke kiri sementara di tengah jalan ada marka garis yang tegas (tidak putus-putus) dan kedua saat si penguji meminta saya berhenti menepi sementara tepi trotoar jalan dicat dengan marka putus-putus* yang sama dengan rambu dilarang stop!
Untung saya cukup waspada dan tidak terjebak perintah tipuan itu, sambil saya berkata dua kali "no se permite, Senor..." (Itu dilarang, Pak).
Kemampuan berlalu-lintas tidak sekedar ketrampilan atau kemahiran mengemudi
Setelah 15 menit, kami kembali ke komplek parkir samsat dan saya diminta memarkir mobil lalu menunggu di kantor.
5 menit kemudian sang instruktur masuk ke kantir dan mengumumkan bahwa saya lulus! Senang tak terkira saya tentunya mendapat SIM di negeri orang.
Namun yang lebih mengesankan adalah beberapa pengertian tentang berlalu-lintas:
Pertama, pengetahuan seseorang tentang teori lalu-lintas belum tentu berarti yang bersangkutan mampu menerapkannya dalam praktik.